Awas, Jalan Layang Tol Cawang-Priok Rawan Ambruk
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), Profesor Drajat Hoedayanto mengatakan sejak dimulainya pembangunan jalan layang tol Cawang-Tanjung Priok pada awal tahun 1990-an, hingga kini belum pernah dilakukan review terhadap jalan tersebut. Padahal lanjutnya, beban jalan layang tol itu terbilang yang terberat di dunia.
"Jalan layang tol Cawang-Priok dibangun awal tahun 1990-an. Hingga kini belum pernah dilakukan review terhadap jalan tersebut. Di sisi lain, beban jalan tol itu terberat di dunia. Kalau tidak segera dilakukan review, sesuatu akan terjadi dan itu sangat mengerikan," kata Drajat Hoedayanto, dalam acara Forum Legislasi, bertema "RUU Jasa Kontsruksi", di press room DPR, Senayan Jakarta, Selasa (24/9).
Dijelaskan, bantalan-bantalan dudukan balok-balok beton yang oleh perusahaan yang memproduksinya sudah ditentukan usia pemakaiannya hanya sekitar lima tahun. "Sesudah itu harus diganti dengan yang baru. Sepengetahuan saya, pergantian bantalan-bantalan itu belum dilakukan," tegas guru besar konstruksi ITB itu.
Dijelaskannya, pembangunan jalan tol tersebut disupervisi oleh ahli konstruksi jalan layang dari Jepang. Berarti ada sentuhan teknologi Jepang di proyek tersebut. "Tapi ingat, ketika terjadi gempa gempa bumi di Kobe, Jepang dalam tahun 1995, sejumlah jalan layang tol ambruk juga. Ini juga bikin kita ragu terhadap teknologi konstruksi jalan layang tol Jepang itu," ungkapnya.
Belum lagi memperhitungkan faktor potensi gempa bumi di Pulau Jawa dan keseluruhan kepulauan di Indonesia. Menurut Drajat, kalau terjadi gempa, karena balok-baloknya hanya tertompang pada bantalan-bantalan, diperkirakan kerugian ekonomi berkisar Rp150 triliun rupiah dan butuh waktu perbaikan minimal 2 tahun. Itu di luar potensi kerugian korban manusia.
"Sepanjang review terhadap jalan tol Cawang-Priok belum dilakukan, sebagai umat yang beragama, kita mempercayakan saja urusan keselamatan kita di jalan layang tol Cawang-Priok kepada pihak yang kita sembah lima waktu sehari semalam," sarannya.
Andai tidak ada gempa dengan kekuatan tertentu dan tidak juga dilakukan review, Drajat Hoedayanto memprediksi kemungkinan tol Cawang-Priok itu patah sendiri karena bebannya yang tidak ideal lagi saat ini.
"Apalagi jalan layang tol Pluit yang lebih tinggi lagi. Ini masalahnya lebih serius lagi," imbuhnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI), Profesor Drajat Hoedayanto mengatakan sejak dimulainya pembangunan jalan layang tol
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS