Awas, Jangan Pilih Air Minum Kemasan dengan Kandungan Bromat Berlebih, Ini Bahayanya
Dosen Administrasi Publik Unpar Trisno Sakti Herwanto menilai bromat merupakan isu yang relatif baru sehingga belum memiliki regulasi kuat.
Dia menilai diperlukan jalan panjang untuk membuat regulasi ketat terkait bromat karena banyak tarik ulur kepentingan.
"Sebagai sebuah kebijakan, kebijakan pengelolaan dan standarisasi AMDK tentu tidak berjalan dalam ruang hampa. Tentu terdapat tarik ulur kepentingan dalam penetapan dan pelaksanaannya, apapun bentuk kepentingan tersebut," kata Trisno.
Lebih lanjut dia menyampaikan kecerdasan masyarakat dan konsumen sangat dibutuhkan saat ini.
Perilaku dan permintaan konsumen adalah hal yang pada akhirnya menentukan keberlanjutan dan pemberdayaan AMDK, terutama merek dagang lokal dan dalam negeri.
Trisno berpendapat pemerintah seharusnya memiliki langkah preventif daripada selalu menunggu viral dan diprotes oleh masyarakat.
Upaya preventif itu harus diikuti dengan edukasi masyarakat selaku konsumen demi mewujudkan lingkungan industri AMDK yang sehat.
Kelonggaran regulasi hanya akan membuat masyarakat selaku konsumen akan selalu menjadi tumbal.
Amerika Serikat yang menarik lebih dari 300 ribu produk AMDK dari pasar karena kandungan bromat melebih batas aman, bagaimana dengan Indonesia?
- Technogym & MOIE Hadirkan Nuansa Elegan dalam Kebugaran
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Gandeng BRIN, Mendes Yandri Yakin Sukses Majukan Desa hingga Tingkatkan GDP Indonesia
- RS Mandaya Puri Kini Punya Digital PET SCAN Terbaru, Seperti di Singapura & Amerika
- 4 Khasiat Biji Anggur, Tekanan Darah Tinggi Bakalan Ambyar
- Akustika Swara Indonesia dan BRIN Kembangkan Tabung Impedansi