Awas, Jantung Koroner Ancam Kaum Muda
Kamis, 16 Februari 2012 – 07:47 WIB
Seperti diketahui, lidah urang Banjar sangat menggemari makanan bersantan, misalnya nasi kuning, lontong, dan ketupat. “Yang tidak bisa dihindari adalah faktor keturunan. Misalnya orang tuanya kena PJK, maka si anak juga punya potensi besar. Kalau sudah begitu, harusnya si anak tidak menambah dengan faktor risiko yang lain, jangan merokok dan harus rajin olahraga,” tuturnya.
Baca Juga:
Yang juga penting dicatat, usia pengidap PJK dewasa ini cenderung kian muda saja. Diungkapkan dr Adi, kalau dulu PJK banyak menyerang usia di atas 50 tahun, sekarang pasiennya sudah bergeser ke kaum muda yang masih berusia 30-an.
“Kita lihat di mall anak kecil diajak makan ke restoran fast food, itu salah satu faktor risiko jantung koroner. Kalau setelah dewasa gaya hidupnya tak sehat, maka makin tinggi risikonya,” tukasnya.
Demikian pula dengan jenis kelamin, kalau dulu laki-laki yang lebih rentan, sekarang perempuan pun sama saja. Pasalnya, kini banyak perempuan yang bekerja dan memiliki stressor yang sama. “Kadang perempuan juga merokok,” imbuhnya.
BANJARMASIN – Penyakit jantung adalah penyakit pembunuh nomor satu, tak hanya di Indonesia tapi bahkan di dunia. Di Banjarmasin, kasus penyakit
BERITA TERKAIT
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Majukan Brand Lokal Indonesia Melalui Panggung Hybrid Fashion Show
- Herbalife Kampanyekan Pentingnya Asupan Protein, Dorong Hidup Sehat
- 5 Manfaat Air Perasan Jeruk Nipis, Bantu Cegah Serangan Penyakit Ini
- Chief Human Capital Officer ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
- 6 Manfaat Air Rebusan Pare Campur Madu, Bikin Diabetes Ambyar