Awas, Kandidat Terindikasi LGBT & Poligami di Pilwako Bogor Terancam Rontok

"Ini artinya siapa saja kandidat yang terindikasi LGBT harus siap-siap untuk rontok elektabilitasnya," kata Arman.
Masalahnya, kata Arman, siapa kandidat yang terindikasi dua isu negatif tersebut.
Dalam konteks ini, sebelum akhirnya terbongkar, kata dia lebih baik para kandidat untuk menyampaikan penjelasan kepada publik dalam rangka transparansi berdemokrasi.
“Kalau benar para kandidat itu tak merasa terlibat dua isu negatif tadi, seharusnya tak perlu khawatir. Tinggal sampaikan saja kepada masyarakat sebagai calon pemilih untuk memberi penjelasan, klarifikasi atau bahkan bantahan," tegasnya.
Dalam pandangan Arman, memberi penjelasan atau klarifikasi diawal jauh lebih baik ketimbang pada saatnya nanti publik tahu.
"Sebab, jika mayoritas publik tahu ada kandidat yang tidak jujur terkait dua isu tersebut, sudah pasti mereka akan menghukumnya dengan tidak memilihnya, dan ini akan menjadi awal kerontokan elektabilitas kandidat tersebut," katanya.
Meskipun, lanjut Arman, dalam teori negatif campaign, kuncinya seberapa orang tahu dan seberapa orang percaya. Bisa saja kandidat tertentu itu poligami, tetapi, kalau ternyata tak banyak orang yang tahu sudah tentu tak akan berpengaruh.
Hal yang sama, tegas Arman, terjadi pada isu LGBT. Bisa saja ada calon yang terlibat LGBT, tetapi, hanya lima persen saja warga Kota Bogor yang tahu, tentu tak berpengaruh.
Survei kandidat yang terindikasi LGBT dan poligami di Pilwako Bogor terancam rontok.
- Komplotan Diduga Komunitas LGBT Beraksi di Pekanbaru, Jerat Korban Lewat Aplikasi Kencan
- Massa Tolak Promosi LGBT Demo di Kantor MUI
- Waspada Agen Asing Berkedok LSM Sengaja Tolak RUU TNI, tetapi Dukung LGBT
- Pramono Anung Ogah Sahkan Pergub Izinkan ASN Jakarta Berpoligami
- Pemprov DKI Jakarta Terbitkan Pergub ASN Boleh Poligami
- Bar LGBT di Jaksel Terbongkar Berawal dari Keributan, Sudah Setahun Beroperasi