Awas, Kebijakan Kemendikbud Bakal Disiasati Eks RSBI
Sabtu, 12 Januari 2013 – 07:31 WIB
JAKARTA - Pembebasan sekolah bekas RSBI menerima sumbangan dari masyarakat masih berpotensi membuka peluang mereka mengingkari semangat putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Sebab, Kemendikbud sampai sekarang tidak memiliki instrumen untuk mengawasi model sumbangan yang dimaksud. Padahal MK mengugurkan RSBI karena biaya yang dibebankan kepada masyarakat terlalu besar. Modus yang acap kali dipakai adalah, sekolah memberikan beberapa alternatif nominal sumbangan. Praktek ini dinilai bias, karena di satu sisi membebaskan wali murid memilih besaran sumbangan.
Peneliti ICW yang ikut mengajukan uji materi aturan RSBI di UU Sisdiknas, Febri Hendri mengatakan, Kemendikbud harus segera membuat instrument pengawasan sumbangan masyarakat kepada sekolah bekas RSBI. "Saya tidak memungkiri jika masyarakat boleh menyumbang sekolah. Karena sudah diatur dalam UU Sisdiknas," kata dia, JUmat (10/1).
Baca Juga:
Tetapi jika tidak ada pengawasan yang ketat dari pemerintah pusat, dia khawatir istilah sumbangan hanya menjadi kedok saja. Dalam prakteknya, pihak sekolah ternyata mematok nominal sumbangan yang harus dibayarkan masyarakat atau wali murid.
Baca Juga:
JAKARTA - Pembebasan sekolah bekas RSBI menerima sumbangan dari masyarakat masih berpotensi membuka peluang mereka mengingkari semangat putusan Mahkamah
BERITA TERKAIT
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti: Makan Bergizi Gratis Membentuk Karakter & Kepribadian Mulia
- Buntut Penangguhan Gelar Doktor Bahlil, Deolipa Minta 2 Dekan UI Mundur dari Jabatannya
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Pesan Prabowo soal Kurikulum Merdeka, Alon-Alon
- Mendikdasmen: Coding dan Artificial Intelligence Mulai Diajarkan pada Tahun Ajaran Baru
- Ganesha Operation Bekali Siswa Sumsel Menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi yang Ketat
- Institut Teknologi Del Menggunakan AI untuk Deteksi Kecurangan Saat Ujian