Awas, Kejutan di Pilgub Jabar Bisa Kembali Terjadi di Pilkada 2024

Awas, Kejutan di Pilgub Jabar Bisa Kembali Terjadi di Pilkada 2024
Acara bertajuk Meneropong Peta Elektoral Terkini Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024, Jumat (25/10). Foto: tangkapan layar Voxpol

jpnn.com, JAKARTA - Dosen di Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran Firman Manan mengatakan karakteristik pemilih di Jabar sangat unik.

Beberapa Pilgub Jabar telah membuktikannya dengan kandidat kerap tidak diunggulkan tapi keluar sebagai pemenang.

“Di Jabar itu, menbaca data survei harus berhati-hati. Pada Pilgub 2008, 2013 dan Ahmad Heryawan berada di bawah dari lawannya namun berhasil keluar sebagai pemenang,” ujarnya pada acara bertajuk Meneropong Peta Elektoral Terkini Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024, Jumat (25/10).

Menurut dia Pilgub Jabar lebih kompetitif dengan mengacu pada karakteristik pemilih. Dengan demikian, temuan dalam sebuah survei sulit menjadi gambaran akhir di Pilgub Jabar.

“Itu terkonfirmasi dari data Voxpol Center Research and Consulting yaitu Responden akan menentukan pilihan pada masa kampanye (37,4 persen), Sebelum berangkat ke TPS pada hari pemilihan (29 persen), dan Pada masa tenang sebelum hari pemilihan (18,1 persen),” katanya.

Ditambah lagi, lanjut dia swing voters di Jabar masih sangat tinggi di angka 27,1 persen. Angka itu sangat besar untuk mengubah hasil akhir di Pilgub Jabar.

Diketahui pada Pilkada Jabar 2018 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum atau Rindu, meraih 32,88 persen (7.226.254 suara) pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat pada tanggal 27 Juni 2018.

Pada posisi kedua, pasangan Hasanudin-Anton Charliyan atau Hasanah meraih 12,62 persen (2.773.078 suara), pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu meraih 28,74 persen (6.317.465 suara), dan pasangan Deddy-Dedi meraih 25,77 persen (5.663.198 suara), Hitungan tersebut berasal dari 21.979.995 suara sah atau 96 persen dari total keseluruhan. Data tersebut merupakan hasil rekapitulasi suara pada Rapat Pleno Terbuka KPU Jabar pada 8 Juli 2018.

Dosen di Departemen FISIP Universitas Padjadjaran Firman Manan mengatakan karakteristik pemilih di Jabar sangat unik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News