Awas, Nadal Siap Juara Hardcourt

Meraba Persaingan Perebutan Gelar Grand Slam 2009

Awas, Nadal Siap Juara Hardcourt
Awas, Nadal Siap Juara Hardcourt
Tidak berlebihan jika Nadal yang memiliki tinggi 185 cm itu ingin gelar bergengsi lain. Sukses menekuk Federer di Wimbledon menunjukkan bahwa dia mulai mampu menjadi juara di turnamen hard court yang sebelumnya menjadi handicap-nya. Benar saja, sebulan berselang, dia mampu menjadi juara di Olimpiade Beijing lewat pertandingan di lapangan hard court.

Perjalanan Nadal untuk merebut emas cukup sensasional. Pada semifinal dia mengalahkan rising star lapangan hard court asal Serbia, Novak Djokovic, yang Januari lalu menjadi juara grand slam hard court Australia Terbuka. Di final, Nadal menumbangkan wakil Cile Fernando Gonzales yang selama ini juga dikenal sebagai spesialis hard court. Sukses menjadi juara Olimpiade itu membuat Nadal mematahkan dominasi lain Federer, yaitu peringkat teratas ATP (Asosiasi Tenis Pria). Untuk kali pertama dalam 237 pekan terakhir, Federer harus rela menduduki peringkat kedua ATP.

Rentetan sukses di Wimbledon dan Olimpiade tersebut merupakan sinyal bahwa Nadal memiliki potensi mendominasi grand slam hard court pada 2009 di Australia dan Amerika Serikat (AS). Kenapa? Rangkaian sukses itu memperlihatkan bahwa permainan Nadal semakin matang.

Penampilan di Wimbledon menunjukkan bahwa Nadal mampu menutupi kelemahan pukulan volinya. Sebagai petenis spesialis tanah liat, dia memang memiliki keahlian dalam permainan reli. Dia paling tahan dan sabar bermain di baseline, menunggu lawan capek dan lengah. Kemudian, dia mematikan lawan. Demi kelebihan itu, dia pernah mengorbankan pukulan volinya. Tetapi, suksesnya mengalahkan Federer di Wimbledon menunjukkan bahwa kelemahan tersebut sudah tertutupi.

RAFAEL Nadal memperluas kekuasaan pada 2008. Petenis berjuluk King of Clay itu menjuarai Wimbledon yang sebelumnya didominasi Roger Federer. Sukses

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News