Awas, Obat Malaria Palsu Banjiri Asia Tenggara
Kamis, 24 Mei 2012 – 00:04 WIB
PARIS - Lebih dari sepertiga obat-obatan anti-malaria yang diteliti ilmuwan di Asia Tenggara teryata palsu. Temuan ini didapatkan melalui hasil survei lapangan dan studi pustaka oleh para ilmuwan dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) yang dipublikasikan Selasa (22/5) kemarin.
Para peneliti menemukan bahwa di 7 negara Asia Tenggara, 36 persen dari 1,437 sampel obat malaria yang diteliti ternyata palsu. Selain itu, 30 persen dari keseluruhan sampel diketahui menggunakan bahan-bahan yang tidak diperkenankan atau berkualitas buruk.
Sayangnya, penelitian tersebut tidak merinci apakah Indonesia termasuk negara tempat ditemukannya obat-obatan palsu tersebut. “Penemuan ini merupakan pengingat agar aparat yang berwenang lebih mengawasi dan mencegah produksi obat-obatan anti-malaria palsu atau dibawah standar,” kata ketua tim peneliti Joel Breman seperti diberitakan AFP, Rabu (23/5), .
Dari penelitian itu juga diketahui bahwa obat-obatan dengan jumlah yang sama di Afrika ternyata berkualitas di bawah standar. Hasil penelitian NIH di 21 negara di benua Afrika menunjukkan bahwa 20 persen dari 2,500 sampel obat ternyata merupakan produk palsu. Sedangkan 35 persen lainnya tidak memenuhi standar medis.
PARIS - Lebih dari sepertiga obat-obatan anti-malaria yang diteliti ilmuwan di Asia Tenggara teryata palsu. Temuan ini didapatkan melalui hasil survei
BERITA TERKAIT
- Keseruan BNI Indonesian Masters 2024, Coaching Clinic Hingga Juara Baru
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- Ahli Gizi Ungkap Aturan Konsumsi Camilan, Penting Perhatikan GGL
- 3 Bahaya Minum Kopi Saat Anda Haid
- 5 Khasiat Air Garam yang Bikin Kaget, Berat Badan Bakalan Ambyar
- 8 Khasiat Air Asam Jawa, Bikin Kulit Makin Kinclong