Awas, Pemegang Kripto Harus Waspada pada Perang Dagang AS vs China

Awas, Pemegang Kripto Harus Waspada pada Perang Dagang AS vs China
Perang dagang yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari 2025 memicu gejolak pasar kripto. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

Menurut Farside Investors, penerbit ETF Bitcoin melaporkan arus keluar bersih sebesar USD 754,6 juta pada 26 Februari.

Arus keluar pada hari Rabu memperpanjang rangkaian arus keluar menjadi delapan hari berturut-turuti.

Penerbit menghadapi prospek arus keluar selama 9 hari berturut-turut pada 27 Februari, yang selanjutnya menekan Bitcoin.

Fyqieh menjelaskan sentimen bearish semakin menguat dengan Crypto Fear & Greed Index mencapai level "Extreme Fear", yang merupakan titik terendah sejak jatuhnya FTX pada tahun 2022.

Lonjakan arus keluar dari ETF Bitcoin, ketidakpastian tarif Trump, serta gejolak ekonomi global menjadi faktor utama yang menekan harga Bitcoin.

“Beberapa faktor turut memperparah situasi, seperti maraknya skandal penipuan di sektor koin meme yang merusak kepercayaan investor. Selain itu, perusahaan besar yang berinvestasi dalam Bitcoin, seperti Strategy, mengalami kerugian besar, meskipun telah menghabiskan 2 miliar dolar untuk Bitcoin. Tarif yang diusulkan oleh Trump terhadap Uni Eropa sebesar 25 persen juga semakin menambah tekanan pada pasar kripto,” jelasnya.

Pemegang Bitcoin besar (whales) juga turut mencairkan asetnya. Sejak minggu lalu, mereka menjual sekitar 6.813 Bitcoin, senilai sekitar USD 540 juta yang menjadi aksi jual terbesar sejak Juli lalu. Tekanan jual ini memperburuk kejatuhan harga dan meningkatkan ketidakpastian investor.

Lebih lanjut, Fyqieh menukil laporan data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) AS yang akan datang dapat mengubah narasi pada hari Jumat (28/2) malam.

Perang dagang yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada 20 Januari 2025 memicu gejolak pasar kripto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News