Awas Politik Identitas Sangat Berpotensi Timbul di Pemilu 2024, Ini Sebabnya
Hal itu memberikan peluang pada kelompok-kelompok yang mengusung politik identitas untuk melakukan mobilisasi.
"Dan itu, akan membuat pembelahan masyarakat semakin dahsyat, serta kohesi sosial terganggu," ujarnya.
Pemerhati Politik dan Isu-isu Strategis Prof Imron Cotan menyatakan politik identitas selalu tumbuh apabila situasi krisis, seperti yang diakibatkan pandemi Covid-19 muncul dan berkelanjutan.
Berdasarkan kajian ilmu politik, ujarnya, krisis berkelanjutan memang mengundang munculnya politik identitas.
Dia mencontohkan hal itu terjadi di negara adidaya Amerika Serikat terkait kemunculan Presiden Donald Trump dan Presiden Jair Bolsonaro di Brazil.
"Keduanya muncul berbasiskan politik identitas, akibat krisis yang melanda negeri mereka masing-masing. Hal itu yang kita tidak inginkan terjadi di Indonesia," ujar Imron.
Oleh karena itu, agar mencegah politik identitas maupun polarisasi muncul di tengah masyarakat, situasi pandemi ini harus ditangani dengan baik.
Kendati demikian, dia menilai penanganan pandemi oleh negara sudah cukup baik, bahkan ke-5 terbaik di dunia.
Partai Gelombang Rakyat (Gelora) mengungkapkan ada potensi munculnya politik identitas dalam Pemilu atau Pilpres 2024.
- Bang Long Minta Masyarakat Melayu Jangan Dibawa untuk Komoditas Politik Kepri
- Gugatan Ditolak PTUN, Ketua Tim Hukum PDIP Menggaungkan Prabowo Yes, Gibran No
- PDIP Menerima Putusan PTUN, tetapi Persoalkan Hakim yang Membuatnya
- Upaya PDIP Jegal Gibran Kandas di PTUN, Ronny Bilang Begini
- Anies Baswedan Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo Sebagai Presiden Besok
- Menjelang Pelantikan Prabowo-Gibran, MUI Keluarkan 3 Seruan Penting