AWAS! Sebagian Besar Kapal Selam Korut Sudah Menghilang
jpnn.com - SEOUL - Kondisi Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) masih tegang. Korut memang urung menyerang Korsel Sabtu petang lalu (22/8) meski tuntutannya tidak dipenuhi. Yaitu, Korsel menghentikan pengeras suara propaganda yang diletakkan di perbatasan.
Sesaat sebelum batas waktu penyerangan yang diberikan Korut berakhir, kedua negara menggelar pertemuan tingkat tinggi di desa gencatan senjata Panmunjom. Desa itu terletak di dalam zona demiliterisasi (DMZ).
''Kedua pihak berada di bawah tekanan yang sangat besar untuk keluar dari masalah ini,'' ujar profesor di Universitas Konkuk, Seoul, Jeon Young-sun.
Meski begitu, kedua negara tampaknya telah bersiap jika pertemuan menghadapi jalan buntu. Korsel menyatakan melihat pergerakan besar-besaran dari pasukan Korut. Pihak Kementerian Pertahanan Korsel mengungkapkan bahwa saat ini 70 persen (setara dengan 50 armada) kapal selam Korut telah meninggalkan pangkalan dan hilang dari radar militer Korsel.
Pergerakan sejumlah besar armada kapal selam tersebut belum pernah terjadi. Kantor berita Yonhap melansir bahwa armada yang dikerahkan Korut itu merupakan yang terbesar setelah perang Korea yang berlangsung pada 1950-1953.
Korut juga menambah unit persenjataan di area perbatasan. Korsel tentu saja tidak tinggal diam. Bersama dengan sekutunya, Amerika Serikat, Korsel meningkatkan pengawasan militer.
''Kami menanggapi situasi ini dengan serius. Korut mengambil langkah berpijak dua kaki,'' ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korsel. Yakni, melakukan negosiasi damai dengan mengirimkan utusan dan menyiapkan armada militer untuk bertempur.
''Kami memobilisasi seluruh sumber pengawasan kami untuk mencari tahu lokasi (kapal selam) mereka,'' tambahnya. (Reuters/AFP/Sky News/sha/c10/tia)
SEOUL - Kondisi Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) masih tegang. Korut memang urung menyerang Korsel Sabtu petang lalu (22/8) meski tuntutannya
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan