Awas, Sisingamangaraja Jangan Sampai Diklaim Malaysia
Rabu, 20 Juni 2012 – 06:36 WIB
Dikatakan, klaim Malaysia menyakiti hati orang Batak yang di dalamnya ada warga Mandailing di tanah Tapanuli, Indonesia. "Persoalannya kebudayaan Batak - termasuk Mandailing - tetap kuat di tanah Tapanuli. Kecuali kalau orang di tanah Tapanuli sudah terserak seperti pada suku bangsa lainnya di dunia, tak ada lagi kebudayaan di seluruh puak Batak itu di Tanah Tapanuli, bolehlah ada aksi saling klaim dan saling mengakui," ulasnya.
"Tapi ini, tanah Batak, masyarakat Batak termasuk Toba, Karo, Mandailing, Simalungun, Pakpak, masih ada di tanah Tapanuli. Ada rumah gorga, ada simin, ada gondang, ada tortor, ada sejarah marga dan penyebarannya, ada kekerabatan antar puak Batak. Selama masih ada, tak pantas Malaysia mengklaim itu sebagai miliknya," imbuhnya.
Dijelaskan, masalah kepemilikan budaya adalah menyangkut asal-muasal dan muasal Tortor atau pun Gordang Sambilan adalah tanah dan masyarakat Tapanuli, yang sampai sekarang masih termasuk wilayah Indonesia.
Dia berharap, pemerintah dengan kejadian klaim ini bisa mulai menghargai budaya milik suku-suku di Indonesia. "Milik suku di pinggiran dari Papua, Sumatera, reog bahkan seni di seputar wilayah Pantura, misalnya. Jangan setelah diklaim barulah seluruhnya kerepotan," pesannya. (sam/jpnn)
JAKARTA - Sastrawan asal Batak, Sihar Ramses Simatupang, mengatakan, Tor tor adalah milik semua kalangan Batak keseluruhan, baik Batak Toba, Batak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng
- 8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi & Minerba, Dany Amrul Dorong Peran Kampus