Awas, Tsunami Covid-19 seperti India Berpotensi Terjadi di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad mewanti-wanti aparat konsisten menegakkan hukum terkait aturan larangan mudik Lebaran demi mengantisipasi tsunami Covid-19 seperti yang terjadi di India.
Menurut Riris, potensi itu tetap ada lantaran orang Indonesia gemar mencari pembenaran.
"Misalnya, membenarkan mudik dengan alasan merasa dapat terhindar dari Covid-19 dengan dalih menerapkan protokol kesehatan," kata Riris melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (9/5).
Dia juga mengatakan penegakan hukum tidak cukup dengan memberikan efek jera dan menumbuhkan kesadaran agar tidak mudik.
Namun, setiap individu juga harus disiplin mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Namun, setiap orang tetap berisiko terpapar Covid-19 ketika mudik," ujar Riris.
Menurut dia, masih ramainya masyarakat yang nekat mudik meski ada pelarangan pada 6 - 17 Mei, bisa jadi disebabkan adanya program vaksinasi Covid-19 yang turut mendorong seseorang lebih berani mudik.
"Sekarang sudah ada vaksin, terus mereka merasa bisa mudik. Seperti di India kasus meningkat pesat, karena mereka merasa sudah ada vaksin sehingga menjadi abai," katanya.
Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad sampaikan analisis terkait potensi tsunami Covid-19 di Indonesia.
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Indonesia dan India Jalin Kerja Sama Produk Hilir Timah
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Perempat Final Piala Suhandinata 2024: Garuda Muda Pantang Meremehkan India
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19