Awasi Harga Ganda BBM, Pertamina Kerahkan IT
Sabtu, 27 April 2013 – 12:46 WIB

SPBU KHUSUS: Pertamina melakukan persiapan secara maksimal dan matang serta sempurna untuk mengantisipasi kemungkinan pemberlakuan kebijakan subsidi dua harga oleh pemerintah. Langkah persiapan yang dilakukan Pertamina adalah pengelompokan SPBU, penyiapan identitas SPBU, sosialisasi, koordinasi dengan stakeholder terkait dan pembentukan posko satgas. Tampak suasana persiapan SPBU di Cikini Jakarta Pusat, 26 April 2013.--FOTO : MUHAMAD ALI/JAWAPOS
JAKARTA - Sejumlah kalangan mengkhawatirkan opsi pemerintah untuk menerapkan bahan bakar minyak (BBM) dua harga akan menimbulkan masalah dalam implementasinya. Terutama dalam penjualannya yang berbeda di SPBU dengan harga BBM Rp 4.500 dan SPBU dengan harga Rp. 6.500.
Menjawab kekhawatiran itu, Vice President Corporate Communication PT Pertamina Ali Mundakir menerangkan pihaknya akan mengerahkan sistem monitoring dengan bantuan IT. Ia berharap sistem ini akan memperkecil masalah di lapangan, karena sudah diawasi. Kebijakan pengawasan dengan sistem IT ini akan berlaku mulai Juli 2013.
"IT bisa memonitor semua tangki di 5000 SPBU. Ini mulai kita terapkan bulan Juli di Jakarta," ujar Ali dalam diskusi BBM Harga Ganda di Jakarta, Sabtu, (27/4).
Namun, di sisi lain, Ali tidak dapat menjamin kebocoran BBM tidak akan terjadi dengan diterapkannya sistem IT ini. Sebab, penyelewengan banyak terjadi saat konsumen membeli BBM langsung di SPBU.
JAKARTA - Sejumlah kalangan mengkhawatirkan opsi pemerintah untuk menerapkan bahan bakar minyak (BBM) dua harga akan menimbulkan masalah dalam implementasinya.
BERITA TERKAIT
- Reklasifikasi Mitra Jadi Karyawan Bakal Jadi Bumerang Bagi Industri Mobilitas
- Tekan Peredaran Rokok Ilegal, Ini 2 Program yang Gencar Dilakukan Bea Cukai Malang
- Begini Penjelasan Bea Cukai soal Denda Pelanggaran Kepabeanan, Mohon Disimak!
- Bantu Mitra Pengemudi dan Merchant, Grab Menghadirkan Solusi Berbasis AgenticAI
- Bea Cukai Gencarkan Operasi Rokok Ilegal di Labuan Bajo dan Kediri, Ini Hasilnya
- IJMI Sebut Pekerja Sawit Indonesia Rawan Dieksploitasi