Ayah Ini Mengaku Bersalah Atas 220 Pelecehan Seksual Terhadap Putrinya
Seorang pria di Perth, Australia, mengaku bersalah atas lebih dari 220 pelanggaran pelecehan seksual yang melibatkan putrinya sendiri. Pria ini merupakan satu dari komplotan pedofilia yang ditangkap tahun lalu.
Oleh pengadilan, nama pria tersebut tidak bisa disebutkan guna melindungi identitas putrinya yang sekarang baru berusia 13 tahun.
Dia termasuk satu dari delapan pria yang jadi tersangka tahun lalu setelah polisi menemukan adanya komplotan pedofilia. Pria ini mengatur pertemuan bagi para pria untuk bertemu dengan anaknya di berbagai tempat dimana anak tersebut dianiaya secara seksual.
Dalam sidang hari Kamis (4/2/2016), pria ini mengaku bersalah atas tuduhan dalam sidang di Pengadilan Magistrat Perth. Pria tersebut memberikan pernyataan lewat video dari penjara Hakea.
Dia mengakui tuduhan penganiayaan seksual terhadap seorang anak, merekam tindakan porno terhadap anak, dan melakukan hubungan seksual terhadap seorang anak.
Bulan November lalu, seorang mantan pendeta Kristen telah dijatuhi hukuman 10 tahun penjara, karena perannya dalam komplotan ini.
Dawid Volmer, 41, yang dikenal juga dengan nama David, menyatakan bersalah atas 12 tuduhan, termasuk memberikan bahan yang membuatnya bisa menganiaya anak perempuan tersebut tanpa perlawanan.
Dalam sidang di Pengadilan Distrik Perth disebutkan bahwa Volmer tiga kali bertemu dengan anak perempuan ini, setelah ayahnya memasang iklan secara online 'menawarkan' anak perempuannya.
Seorang pria di Perth, Australia, mengaku bersalah atas lebih dari 220 pelanggaran pelecehan seksual yang melibatkan putrinya sendiri. Pria ini merupakan
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan