Ayah Jadi Guru, Tak Cukup Uang Beli Albumin

Ayah Jadi Guru, Tak Cukup Uang Beli Albumin
BERHARAP SEMBUH - Ramdan Aldiel bersama kedua orang tuanya. Foto: Radar Tulung Agung.
Mereka berdua baru mengetahui diagnosis yang sebenarnya setelah Ramdan dibawa ke seorang dokter spesialis anak di Surabaya. Dokter itu meminta Ramdan dibawa ke RSUD dr Soetomo, Surabaya. Di sini Ramdan diperiksa lengkap. Dan ketahuan, bocah malang itu mengalami pengerasan hati (liver sirosis) yang parah, sebagai akibat tidak adanya saluran empedu yang menghubungkan liver dengan usus halus (atresia bilieri).

Sayangnya, ketika kondisi itu diketahui, usia Ramdan tujuh bulan. Sudah terlambat untuk menyelamatkan dia dari kerusakan hati. "Kalau usianya di bawah 2 bulan, kerusakan hati itu bisa diperlambat. Kami bisa melakukan tindakan yang disebut dengan kasai," jelas dr Poerwadi.

Bukan hanya sirosis hati yang ditemukan dokter pada hari itu, tetapi juga adanya hypersplenism atau membesarnya limpa. Dan, adanya ascites atau menumpuknya cairan di dalam rongga perut. Itulah yang menyebabkan perut Ramdan (dan juga Bilqis) membesar.

"Jadi, ketika tiba di sini, kondisinya sangat buruk. Untuk duduk pun, dia tak bisa. Kemudian, jari-jarinya sudah clubbing (menggembung seperti pentungan, Red) dan scrotum (buah zakar)-nya juga membengkak," jelas dr Poerwadi, sambil menambahkan yang memperburuk kondisi Ramdan ketika itu adalah kadar hemoglobin (Hb) atau darah merahnya yang sangat rendah, yakni 4,5. (Bersambung)

Bilqis bukan satu-satunya balita yang menderita kelainan bawaan atresia bilieri di negeri ini. Cukup banyak anak terlahir dengan kelainan yang menimbulkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News