Ayah Tewas Dihabisi Anak Kandung yang Alami Gangguan Jiwa
Saat ditemui di kantor Satreskrim Lahat, tersangka hanya diam. Tersangka sesekali melirik ke arah penyidik, lalu menunduk.
Sementara di rumah duka, tampak pelayat ramai. Tenda terpasang di halaman depan rumah korban. Sedangkan kamar belakang tempat kejadian telah dipasang garis polisi.
A Lekat, kakak kandung tersangka dan anak tertua korban menjelaskan, korban memiliki enam anak. Empat anak seibu sebapak dan dua sebapak. Tersangka anak ke-4, sementara dirinya anak tertua.
Tersangka baru sekitar sebulan setengah tinggal dengannya, sedangkan korban sudah lama dan berjualan asongan di pasar.
Tersangka mengalami gangguan kejiwaan namun hanya kumat-kumatan. "Sekitar dua bulan sakitnya (gangguan jiwa, red). Rencananya, mau diobati di sini (Lahat, red)," ucap Lekat.
Penyebab gangguan kejiwaan yang dialami tersangka belum diketahui namun diduga mengambil ilmu gaib. "Istilahnya, ngambil ilmu belum masak. Sebelumnya ketika masih sehat, bekerja serabutan. Tersangka tidak mengganggu walau mengalami gangguan kejiwaan karena hanya kumat-kumatan," ujarnya.
Korban cukup dikenal luas oleh masyarakat lantaran sering menjajakan dagangannya ke kantor-kantor maupun pasar. "Kadang jualan rokok, kerupuk secara ketengan. Sering ketemu dan orangnya baik," ujar Hendri, 35, warga Pasar Lama.
Korban selanjutnya dimakamkan di TPU Persatuan Warga Kota Negara di seberang Sungai Lematang, Kota Jaya Lahat, usai salat Jumat.
Seorang pria bernama Maksin, 63, tewas mengenaskan setelah dianiaya anak kandungnya, Hartawan, 36, Jumat (20/7), sekitar pukul 01.00 WIB.
- Pria Lansia di Muara Enim Dibunuh Gara-Gara Nasehati Rekan Kerja
- Bunuh Teman Wanita Seusai Berhubungan Intim, Ridho Dituntut 13 Tahun Penjara
- Kejagung Gulung Ronald Tannur di Surabaya
- Ibu Korban Pembunuhan Sebut Ada Pelaku Taruna STIP yang Tak Jadi Terdakwa
- Misteri Pembunuhan Karyawati Call Center di Semarang Terungkap, Pelaku Pacar Korban, Ini Motifnya
- Usaha di Pantai Wisata Citepus Sepi Setelah Heboh Kasus Pembunuhan