Ayam Meme

Oleh: Dahlan Iskan

Ayam Meme
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Sembilan tahun lalu Benjamin mulai mencoba menanam sayur kale. Itu jenis sayur yang mahal. Yang sangat cocok untuk salad.

Benjamin menanam kale di dalam ruangan. Di sebelah kolam renang. Berhasil. Di skala kecil.

Lalu, Benjamin mencoba menanam stroberi. Yakni, buah yang hanya tumbuh di udara dingin. Juga berhasil. Di skala uji coba.

Maka, Benjamin mendirikan perusahaan start-up: Sustenir. Ia menghimpun dana dari publik. Investor tertarik. Benjamin mampu mengumpulkan dana sampai sekitar Rp 350 miliar. Banyak yang tertarik pada start-up Benjamin. Termasuk Temasek.

Seperti umumnya start-up, Sustenir pun rajin bakar uang. Perusahaan itu belum bisa dikatakan berhasil, tapi nilai perusahaannya sudah mendekati Rp 1 triliun.

Di mata kita, besarnya nilai perusahaan itu memang agak ganjil: di negara yang tidak punya sawah dan kebun, bisa lahir perusahaan bidang pertanian yang nilainya Rp 1 triliun.

Itu karena Benjamin pintar memanfaatkan emosi ”swasembada pangan”. Pun untuk negara seperti Singapura. Begitu mudah menakut-nakuti Singapura: dengan ancaman akan terjadi krisis pangan. Sumber makanannya begitu terbatas.

Maka, Singapura pun punya program yang disebut ”30/30”. Di tahun 2030 nanti, 30 persen bahan pangan Singapura harus dihasilkan di dalam negeri. Urban farming itu harus berhasil.

Mungkin Singapura akan menyewa lahan pertanian. Perkiraan saya. Bisa di Malaysia. Bisa di Bintan. Atau di Riau daratan. Di mana pun di Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News