Ayat Anggur
Oleh: Dahlan Iskan
.jpeg)
"Tidak," jawab Fahrul. "Justru membuat kami harus berpikir lebih," katanya.
Misalnya ketika meneliti bahan untuk membuat kapsul pembungkus obat. Bahannya harus halal.
"Kita harus bisa menemukan bahan yang tidak mengandung zat dari babi," ujar Fahrul. "Akhirnya kami menemukannya. Dari anggur laut," tambahnya.
Fahrul memang meneliti anggur laut di Manado. Satu tahun. Dari penelitian itu dia memperoleh hak paten tiga sekaligus: obat diabetes, obesitas, dan kanker.
Di samping soal 'halalan', di mata kuliah itu juga membahas ''tayyiban''. Artinya: baik. Halal dan baik. Halal tetapi tidak baik bukan termasuk yang diinginkan mata kuliah itu.
Selama ini definisi "baik" di situ lebih pada proses memperoleh barang halal itu. Barangnya halal tetapi kalau diperoleh dengan cara tidak baik itu tergolong "tidak tayyiban".
Dari Fahrul saya baru tahu: "baik" di mata ilmuwan UIN bukan hanya cara memperolehnya, tetapi juga kandungannya. Misalnya, barangnya halal tetapi tidak mengandung unsur gizi yang diperlukan tubuh, itu tidak termasuk tayyiban.
Obat kimia, misalnya. Halal tetapi belum tentu baik. Demikian juga pun seandainya ada yang bilang rokok itu halal. Di mana tayyib-nya.