Ayatollah Tuding AS dan Saudi di Belakang Serangan Teroris
jpnn.com, TEHRAN - Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin agung Iran, kalap menanggapi serangan teroris di Ahvaz. Tanpa bukti, dia menuding Amerika Serikat dan sekutunya di belakang aksi yang menewaskan sejumlah tentara, veteran dan warga sipil tersebut.
Menurut Khamenei, pemerintah AS berada di balik kelompok bersenjata tersebut. Lebih tepatnya, aksi itu didukung sekutu AS di wilayah Timur Tengah seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
’’Kejahatan ini adalah plot dari negara yang menjadi boneka Amerika Serikat. Mereka ingin menciptakan kerusuhan di negara ini,’’ ungkapnya menurut Reuters.
Kabinet pemerintahan juga bereaksi sama keras. Setelah serangan tersebut, Kementerian Luar Negeri memanggil berbagai diplomat. Diplomat dari Uni Emirat Arab dipanggil karena berkomentar pasca serangan, sedangkan duta besar Inggris, Belanda, dan Denmark dipanggil karena dianggap memberikan suaka bagi tokoh-tokoh separatis.
’’Kami meminta pertanggungjawaban AS dan sponsor terorisme lainnya. Iran tak akan tinggal diam untuk melindungi nyawa rakyatnya,’’ tegas Menlu Iran Javad Zarif.
Sampai saat ini, ada dua kelompok yang mengklaim serangan tersebut. Pertama adalah kelompok Al Ahvaziya. Yang kedua adalah ISIS.
Namun, menurut pakar politik Iran Mostafa Koshcheshm, IRGC yakin bahwa Al Ahvaziya menjadi otak penyerangan tersebut. Kelompok separatis itu merupakan kekuatan yang didukung Arab Saudi.
’’Kelompok ini sudah beroperasi selama beberapa tahun. Mereka ingin memisahkan Khuzestan dari kekuasaan Iran,’’ ungkap Koshcheshm kepada Al Jazeera.
Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin agung Iran, kalap menanggapi serangan teroris di Ahvaz. Tanpa bukti, dia menuding Amerika Serikat dan sekutunya
- Pilpres Makin Panas, Banyak Warga Amerika Pengin Pindah Negara
- Pemimpin Iran: Serangan Israel Tak Bisa Dianggap Remeh
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia
- Berlari dalam Suhu Dingin & Terpaan Angin, Misbakhun Capai Finis Chicago Marathon 2024
- Israel Siapkan Serangan Besar terhadap Republik Islam Iran, Amerika Ikut Dilibatkan
- Kamala Harris Jadi Presiden AS, Republik Islam Iran Jangan Berharap Punya Senjata Nuklir