Ayo Bantu Bencana Kelaparan Yaman dan Somalia
Karenanya, program kemanusiaan ACT perlu mendapatkan perhatian masyarakat Indonesia dari semua elemen mulai dari kalangan bawah, menengah, dan atas.
ACT melalui Tim Sympathy of Solidarity (SOS) telah menyalurkan 2,6 ton paket bantuan bahan pangan dari Indonesia ke Somalia.
Bantuan tahap pertama ini disalurkan ke sejumlah wilayah, seperti Lower Shabelle dan Bay Region.
Pada Selasa (14/3), tim SOS mendistribusikan bantuan pangan ke Kampung Kukari di Lower Shabelle yang terletak sekitar 40 km dari Mogadishu.
Kampung Kukari merupakan kampung tidak resmi yang dihuni pengungsi. Bangunan di kampung tersebut terbuat dari seng dan ranting-ranting yang disusun sekenanya.
"Ada sekitar 15 sampai 19 'koloni' pengungsi baru di Kampung Kukari," ujar Senior Manager Komunikasi ACT, Bambang Triyono.
Pada Rabu (15/3), tim SOS menyalurkan bantuan ke Kota Baidoa di Bay Region. Kota Baidoa kedatangan hampir 20 ribu pengungsi yang berasal dari desa-desa di sekitar kota tersebut, yang mencari air bersih dan bantuan pangan.
Badan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB sendiri menyatakan empat negara di Afrika, yakni Yaman, Somalia, Sudah Selatan, dan Nigeria, mengalami bencana kelaparan dan malnutrisi terparah di dunia.
Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) KH Bachtiar Nasir (UBN) mengapresiasi aksi kemanusiaan oleh Aksi Cepat Tanggap
- Future Lestari Pertemukan Simple Planet & Pemerintah Indonesia untuk Menekan Stunting
- Dorong Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional, Bamsoet: Jangan Bergantung Kepada Impor
- Dina Hidayana: Political Gastronomy Harus jadi Landasan Program Makan Siang Gratis
- Indonesia Tekankan Pentingnya Iptek dan Inovasi untuk Mencapai SDGs 2 Tanpa Kelaparan
- 2 Distrik di Kabupaten Puncak Tanggap Darurat, Ada Wabah, Pesawat Tak Berani ke Sana
- Bencana Kelaparan Meningkat, Sekjen PBB: Umat Manusia Gagal