Ayo, Jangan Jadi Keledai Lagi!

Ayo, Jangan Jadi Keledai Lagi!
dok jpnn

PSSI selama ini beralasan melihat peran klub yang berdarah-darah untuk ikut kompetisi. Karena itulah, toleransi kepada klub muncul. Namun, PSSI lupa jika toleransi itu nyatanya memakan korban. Pemain-pemain yang menjadi tulang punggung keluarga, yang hidup dari sepak bola, harus kehilangan haknya.

"Pemain memiliki tanggungan pada keluarganya, berbeda dengan bapak-bapak pengurus yang punya pemasukan dari yang lain,” tegas mantan bintang Persebaya Surabaya itu.

Masalah finansial timbul karena pemasukan klub yang minim. Sayang, fakta itu tetap membuat klub berani mengontrak pemain mahal, terutama legiun asing. Imbasnya, neraca keuangan klub dalam kondisi minus.

Sekjen PSSI Joko Driyono saat ditemui beberapa waktu lalu mengakui, masih ada tunggakan gaji dan masalah finansial di klub. Pihaknya juga sudah menjalankan solusinya. Joko beralasan, klub sedang dalam tahap pertumbuhan.

"Yang kami lakukan adalah menakar rasionalitas, proporsionalitas, budgeting klub. Kami berdialog agar perencanaan keuangan balance. Nanti itu yang akan membuat klub survive dan kemudian berkembang," cetus lelaki yang juga CEO PT LI itu.

Tunggakan gaji sudah mulai terjadi sejak adanya larangan penggunaan dana APBD untuk membiayai klub sepakbola. Label liga nan profesional pun akhirnya menguap begitu saja.

Celakanya, hal itu terjadi berulang kali, dari tahun ke tahun. Publik tentu berharap PT LI, PSSI, klub, para pemain serta pelatih tak menjadi keledai yang selalu jatuh dalam lubang yang sama. Harus ada solusi dan tindakan nyata. Kalau tak bisa, lupakanlah mimpi ke Piala Dunia. Bisa? (dkk/jpnn)

 


Indonesia Super League 2015 akan segera bergulir. Namun, semua klub akan terlebih dahulu mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Palembang,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News