Ayo Perempuan, Pilih Perempuan

Setelah Kegagalan Zipper System

Ayo Perempuan, Pilih Perempuan
SUARA PEREMPUAN- Yasmin Muntaz, Mooryati Soedibyo dan Marwah Daud Ibrahim saat Dialog Kenegaraan "Peluang Perempuan di Parlemen" di Gedung DPD Jakarta, Rabu (11/02). Foto: RAKA DENNY/JAWAPOS
Caranya, kata Yasmin, adalah dengan mengampanyekan pemilihan caleg perempuan kepada kaumnya sendiri, yakni perempuan. Itu, menurut dia, lebih efektif. "Saya sendiri sudah mencoba di dapil saya. Saya sudah membuat tulisan agar perempuan memilih perempuan," ungkap caleg dapil Banten III itu.

 

Hal senada diungkapkan Marwah Daud Ibrahim. Politikus bergelar doktor itu mengatakan, apabila tidak ada upaya konkret, keterwakilan perempuan di legislatif bisa turun. Kalau itu sampai terjadi, perjuangan perempuan di parlemen bisa terancam. "Padahal, selama ini di legislatif, peran perempuan cukup signifikan dalam melahirkan peraturan-peraturan yang lebih berpihak kepada perempuan," jelasnya.

 

Marwah pun sependapat dengan usul Yasmin. Namun, katanya, usul itu masih belum cukup. Sebab, di sisi lain, kemampuan personal caleg perempuan harus ditingkatkan. Marwah mengaku sempat melakukan pelatihan lintas partai di daerah-daerah untuk meningkatkan elektabilitas caleg perempuan. "Saya berikan kepada mereka tip-tip praktis. Itu agar mereka lebih bisa terpilih," ujar perempuan yang sudah duduk di kursi DPR selama empat periode itu.

 

Namun, Irmanputra Sidin berpendapat lain. Menurut dia, kampanye perempuan pilih perempuan tak bakal efektif. Sebab, dalam surat suara tidak dicantumkan foto caleg. Akibatnya, para pemilih perempuan tak bisa langsung mengetahui dan mengenali caleg perempuan. "Nama Yasmin, misalnya. Saya justru mengira nama Yasmin Muntaz adalah nama lelaki, bukan perempuan," katanya.

 

JAKARTA- Setelah upaya memasukkan zipper system (kursi ketiga untuk caleg perempuan)  ke dalam peraturan pemerintah pengganti undang-undang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News