Ayo, Siapa yang Pernah Buka Puasa Bersama? Ada Saran dari Dokter Nih
jpnn.com, JAKARTA - Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto menyarankan masyarakat untuk menghindari berbuka puasa dengan rekan-rekan atau orang lain di masa pandemi ini.
Pasalnya, berpotensi terjadi penularan Virus Corona (COVID-19).
"Mesti dihindari, mau makan bersama, buka puasa bersama tidak dianjurkan," ujar Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu dalam webinar bertema 'Klaster Perkantoran Meningkat Kembali? Apa yang harus dilakukan?'.
"Saat makan membuka masker, tidak tahu satu sama lain, kadang dia (rekan) tanpa gejala (OTG). Di masa pandemi, bukber tidak disarankan. Konsep dasarnya tidak boleh makan bersama karena sudah terbukti menularkan (COVID-19)," ucapnya menambahkan.
Menurut dokter Agus, COVID-19 menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam kontak erat berjarak sekitar 2 meter untuk waktu yang lama, yakni lebih dari 15 menit.
Kemungkinan transmisi pada jarak kurang dari 1 meter sekitar 12,8 persen dan potensi ini turun menjadi 2,6 persen pada jarak lebih dari 1 meter.
Studi menunjukkan, orang yang terinfeksi tetapi tidak memiliki gejala kemungkinan juga berperan dalam penyebaran COVID-19.
Agus yang berpraktik di Departemen Pulmonologi FKUI-RS Persahabatan itu mengingatkan, saat harus bekerja dari kantor tetaplah menerapkan protokol kesehatan.
Dokter spesialis paru menyarankan masyarakat untuk menghindari dulu buka puasa bersama, begini alasannya.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN