Azan & Pengeras Suara

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Azan & Pengeras Suara
Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Kelompok ini tinggal di permukiman tertutup dalam kelompok sosial yang homogen dengan ruang publik yang diprivatisasi dengan membatasi akses melalui penerapan perangkat keamanan.

Sebagai makhluk sosial, manusia punya kecenderungan hidup berkelompok dan saling bergantung satu sama lain. Kecenderungan itu mendorong manusia membentuk beragam jenis persekutuan dalam masyarakat, mereka adalah himpunan manusia yang hidup bersama, memiliki hubungan timbal balik yang saling memengaruhi, serta punya kesadaran untuk saling menolong dan membutuhkan satu sama lain.

Ahli sosiologi yang merumuskan kategorisasi kelompok sosial dalam masyarakat ialah sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies (1855-1936). Tonnies membedakan kelompok sosial berdasar sifat ikatan anggotanya menjadi gemeinschaft (paguyuban) dan gesselchaft (patembayan).

Kelompok patembayan disebut juga gesellschaft, istilah bahasa Jerman yang dirumuskan untuk merujuk pada makna asosiasi. Patembayan adalah kelompok sosial yang ikatan antara anggotanya tidak terlalu kuat karena hubungan dan interaksi mereka terjalin dalam waktu singkat.

Dalam patembayan, struktur kelompok bersifat mekanis dan berpengaruh dalam hal pikiran saja. Hal ini membuat hubungan antaranggota kelompok patembayan cenderung bersifat formal dan lebih memperhitungkan nilai guna dari interaksi dan komunikasi yang terjadi.

Masyarakat patembayan merupakan tipe kelompok sosial dengan ciri hubungan antaranggota yang didasari oleh ikatan lemah, bahkan sering kali antarindividu tidak saling mengenal.

Karena itu nilai, norma, dan sikap tak berpengaruh besar dalam interaksi mereka. Karena itu, dalam kelompok patembayan, hubungan antaranggota umumnya bersifat sementara.

Dorongan yang membuat manusia bergabung dalam kelompok patembayan berupa kemauan yang disebut Tonnies sebagai ‘’kurwille’’. Makna kurwille adalah kemauan yang didorong oleh pikiran rasional dan terkait dengan tujuan-tujuan tertentu.

Pembatasan penggunaan pengeras suara di masjid mungkin lebih banyak didasari oleh motivasi politik ketimbang sosial-keagamaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News