B2P3 Minta Tak Ada Monopoli di Bisnis Penempatan PMI ke LN
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Badan Buruh dan Pekerja Pemuda Pancasila (B2P3) Jamaludin Suryahadikusuma mengingatkan pentingnya bisnis penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri tidak dimonopoli.
Dia meminta agar bisnis penempatan PMI dibuka seluas-luasnya dengan tidak hanya melibatkan satu asosiasi atau lembaga tertentu.
"Jangan ada monopoli, jangan hanya melibatkan satu asosiasi, buka seluas luasnya sehingga semua bisa ikut menempatkan," ujar Jamaludin Suryahadikusuma.
Jamal menyatakan pandangannya dalam diskusi Indonesia Labour Forum (ILF) yang diselenggarakan B2P3 di Kantor MPN Pemuda Pancasila, Jakarta, Kamis (22/12).
Diskusi mengangkat tema 'Kupas Tuntas Sistem Penempatan Satu Kanal, Siapa Untung Siapa Buntung'.
Menurut Jamal, sistem penempatan satu kanal (SPSK) ke Arab Saudi pada dasarnya merupakan tawaran program yang bagus, setelah sekian lama pemerintah memberlakukan moratorium penempatan ke Arab Saudi dan beberapa negara lainnya.
Moratorium diberlakukan pemerintah sejak 2012, dimaksudkan untuk memperbaiki sistem Penempatan TKI ke Arab Saudi dan negara timur Tengah yang selama ini kurang baik, sehingga banyak menimbulkan masalah bagi TKI.
Jamal menilai berlarutnya moratorium membuat banyak PMI berangkat ke negara penempatan secara ilegal.
B2P3 meminta agar tak ada monopoli di bisnis penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri.
- Migrants Day 2024, Menakar Urgensi Pendidikan Tinggi bagi Pekerja Migran Indonesia
- Lewat Program ini PMI di Singapura Dipersiapkan Agar Punya Masa Depan Lebih Cerah
- Bisnis Plasma Darah di PMI Dipertanyakan
- Agung Laksono Berikan Bantuan kepada Korban Kebakaran di Kemayoran
- Perdana, Universitas Terbuka Gelar Wisuda Langsung dari Jepang
- Dualisme di Tubuh PMI, Andi Rusni: Organisasi Lebih Besar dari Individu