Ba'asyir Bebas: Media Australia Berikan Kritikan Keras, Korban Bom Bali Kecewa
"Ini menjadi kesempatan politik bagi Jokowi yang sangat sadar pentingnya mendapatkan suara dari golongan konservatif, hal sama juga terjadi di Australia," ujar Ross Taylor, presiden Indonesia Institute.
"Sementara secara hukum, Ba'asyir sudah memenuhi syarat untuk dibebaskan lebih awal, seperti pada kasus Schapelle Corby," tambah Ross saat dihubungi Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.
Tetapi menurut Ross, saat mengambil keputusan membebaskan Ba'asyir, Presiden Joko Widodo tidak menganggapnya sebagai sebuah masalah bagi Australia.
"Dalam era kepemimpinannya, hubungan Australia tidaklah dalam benaknya dan tidak relevan," jelas Ross.
Sebaliknya, saat berencana memutuskan kantor perwakilannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalam, Australia pun "tak menjaga perasaan Indonesia".
Tapi Ross mengatakan sikap Presiden Joko Widodo untuk membebaskan Ba'asyir tidak ada kaitannya sebagai balasan untuk keputusan Australia memindahkan kantor perwakilan Israel.
"Ini hanya menunjukkan bahwa saat ini tidak ada hubungan diantara kedua pemimpin dua negara saat ini."
Menurutnya, kesepakatan perdagangan Indonesia dan Australia yang terus tertunda tidak akan tercapai, setidaknya hingga bulan September atau Oktober mendatang.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata