Ba'asyir Dikaitkan dengan Perampokan Medan

Ba'asyir Dikaitkan dengan Perampokan Medan
Ba'asyir Dikaitkan dengan Perampokan Medan
Hal senada diungkapkan saksi Pamriyanto. Dia mengungkapkan bahwa latihan militer selama tiga minggu di Jantho itu dilakukan sebagai persiapan aksi perampokan. Dia mengaku mendapat arahan dari seseorang yang dia sebut Ustadz Arham.

 

Sama seperti Beben, Pamriyanto juga tidak tahu berapa nilai uang yang diperoleh dari hasil merampok. Sebab, tugasnya hanya mengambil tas berisi uang dan meletakkannya di dalam mobil. "Saya dapat bagian Rp 10 juta. Uang itu saya gunakan untuk makan dan beli baju lebaran," katanya.

 

Kata Pamriyanto, perampokan tersebut halal karena dia sudah tidak punya pilihan. Sebagai buronan, dia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan bekerja normal. Pamriyanto juga mengaku tidak tahu apakah ada tujuan lain dari pelatihan militer itu. "Saya hanya diberitahu kalau itu untuk latihan saja," katanya.

 

Pengakuan lain datang dari Anton Sujarwo. Selain ikut pelatihan militer di Aceh selama enam hari, dia juga diminta mentor bernama Abu Yusuf untuk membuka bengkel las bubut pembuatan senjata di Medan, Sumatera Utara. "Saya diberi uang Rp50 juta untuk membuka bengkel las bubut," katanya.

 

JAKARTA - Jaksa penuntut umum (JPU) berupaya mengaitkan terdakwa terorisme Abu Bakar Ba"asyir dengan perampokan Bank CIMB Niaga, Medan. Mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News