Ba'asyir Dikaitkan dengan Perampokan Medan
Selasa, 05 April 2011 – 06:06 WIB
Hal senada diungkapkan saksi Pamriyanto. Dia mengungkapkan bahwa latihan militer selama tiga minggu di Jantho itu dilakukan sebagai persiapan aksi perampokan. Dia mengaku mendapat arahan dari seseorang yang dia sebut Ustadz Arham.
Baca Juga:
Sama seperti Beben, Pamriyanto juga tidak tahu berapa nilai uang yang diperoleh dari hasil merampok. Sebab, tugasnya hanya mengambil tas berisi uang dan meletakkannya di dalam mobil. "Saya dapat bagian Rp 10 juta. Uang itu saya gunakan untuk makan dan beli baju lebaran," katanya.
Kata Pamriyanto, perampokan tersebut halal karena dia sudah tidak punya pilihan. Sebagai buronan, dia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dengan bekerja normal. Pamriyanto juga mengaku tidak tahu apakah ada tujuan lain dari pelatihan militer itu. "Saya hanya diberitahu kalau itu untuk latihan saja," katanya.
Pengakuan lain datang dari Anton Sujarwo. Selain ikut pelatihan militer di Aceh selama enam hari, dia juga diminta mentor bernama Abu Yusuf untuk membuka bengkel las bubut pembuatan senjata di Medan, Sumatera Utara. "Saya diberi uang Rp50 juta untuk membuka bengkel las bubut," katanya.
JAKARTA - Jaksa penuntut umum (JPU) berupaya mengaitkan terdakwa terorisme Abu Bakar Ba"asyir dengan perampokan Bank CIMB Niaga, Medan. Mereka
BERITA TERKAIT
- Khusus Calon PPPK, Ini Info Terkini dari Bu Ani
- Ketum TP PKK Mengingatkan Pentingnya Optimalisasi & Efisiensi Penggunaan Anggaran
- Viral Polisi Pangkat Kompol Dibentak Pemotor di Kediri, Pelaku Ternyata
- Hari Ini, Komisi III DPR Mulai Uji Kepatutan dan Kelayakan 10 Calon Dewas KPK
- Rapat Bareng Kepala Baratin, Anggota Komisi IV Singgung Pengawasan Berbasis AI
- Mendagri Tito Karnavian: TP PKK Membutuhkan Sosok Pemimpin Kuat