Ba'asyir Larang Perampokan untuk Perjuangan
Selasa, 26 April 2011 – 05:05 WIB

Ba'asyir Larang Perampokan untuk Perjuangan
JAKARTA - Terdakwa kasus terorisme Abu Bakar Baasyir berupaya memutus rangkaian keterlibatan dirinya dengan pendanaan dan pelatihan militer di Bukit Jantho, Aceh. Dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (25/4), dia menegaskan bahwa perampokan CIMB Niaga di Medan bukan dari doktrin penegakkan syariat Islam.
"Islam tidak bisa diperjuangkan dengan harta haram," tegas Ba"asyir dalam sidang. Mantan amir Jamaah Ansyarut Tauhid itu menjawab tudingan jaksa penuntut umum (JPU) bahwa dirinya menganjurkan perampokan harta orang kafir (fa"i) saat berceramah di Medan.
Menurut Ba"asyir, tidak sembarang harta orang kafir yang bisa diambil demi kepentingan perjuangan. Orang kafir tersebut, kata dia, harus terbukti memerangi Islam. Dia mencontohkan pengkhianatan yahudi Bani Nadhir, salah satu suku di Madinah, saat kota itu diserbu kafir Mekkah.
Saat Nabi Muhammad memimpin Madinah sebagai negara Islam, kata Ba"asyir, semua kaum non muslim diikat perjanjian Piagam Madinah untuk saling menjaga pertahanan negara. Namun, Bani Nadhir berkhianat. "Harta mereka kemudian dirampas. Itu baru bisa disebut fa"i," katanya.
JAKARTA - Terdakwa kasus terorisme Abu Bakar Baasyir berupaya memutus rangkaian keterlibatan dirinya dengan pendanaan dan pelatihan militer di Bukit
BERITA TERKAIT
- Komisi II DPR: BKD Jateng Bersalah atas Gagalnya 592 Lulusan PPG di Seleksi PPPK
- Jujurlah, Apa Alasan Pengangkatan PPPK 2024 Maret 2026? Ada 3 Hal Harus Dijelaskan
- Gandeng Komdigi, Mentrans Iftitah Ingin Transformasi Transmigrasi Optimal
- Keluarga Gamma Rizkynata: Hukuman Aipda Robig Harus Maksimal, Jangan Dikurangi!
- RUU Penyelenggaraan Haji dan Umrah Perlu Partisipasi Publik demi Tata Kelola yang Adil
- Ahmad Luthfi: Jawa Tengah Siap Sambut Kedatangan Pemudik Lebaran 2025