Baasyir
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Setelah menetap di Malaysia, Ba’asyir kembali ke Indonesia saat runtuhnya Orde Baru, 1998, kemudian bergabung dalam organisasi Majelis Mujahidin Indonesia (MMI).
Sejak itu, ABB berkali-kali ditangkap polisi dan menerima vonis penjara.
Pada 19 Oktober 2002, dia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus bom Bali dan divonis 2,6 tahun penjara.
Selepas kasus itu, dia ditangkap oleh polisi dengan tuduhan pembentukan dan pelatihan cabang Al Qaeda di Aceh dan dijatuhi vonis 15 tahun penjara pada 2011.
Dia ditahan di tempat yang di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, kemudian dipindah ke Lapas Gunung Sindur, Bogor, sampai berakhirnya masa pemenjaraan.
Ketika tubuhnya makin ringkih karena digerogoti usia dan berbagai penyakit, ABB tetap menolak berkompromi.
Ada upaya untuk mencarikan pengampunan pada 2019 melalui program pembebasan bersyarat dengan alasan kemanusiaan.
Namun. rencana itu batal karena ABB enggan menandatangani ikrar setia pada Pancasila dan NKRI.
Video pendek yang berisi 'pernyataan tobat’' Ustaz Abu Bakar Baasyir (ABB) yang menyatakan bahwa dia menerima Pancasila sebagai dasar negara beredar.
- Refleksi Akhir Tahun, BPIP Komitmen Jaga dan Kuatkan Pembinaan Ideologi Pancasila
- Muhammad al-Julani Jadi Sosok Penting Penggusur Bashar al-Assad, Inilah Profilnya
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Kumpul Bareng Komunitas Tionghoa di PIK, Ridwan Kamil Gaungkan Toleransi
- Ahmad Muzani Ungkap Cerita Prabowo Terbitkan PP 47 Hapus Utang Rakyat: Amanat Pancasila