Babak Baru Konflik Dualisme Arema

Babak Baru Konflik Dualisme Arema
Babak Baru Konflik Dualisme Arema
Terpisah, menanggapi hal itu, Lucky mengatakan bahwa dirinya menyangsikan kebenaran dari rilis yang dibuat oleh Sudarmaji itu. "Saya minta Sudarmaji menjelaskan itu, jangan hanya berani kasak-kusuk. Saya kenal Sudarmaji, itu dulu sebagai media officer. Tapi sekarang dia bertindak sebagai apa? Jangan asal omong," ujar Lucky, dalam konferensi pers, di rumahnya, di kawasan Tidar, Malang, siang kemarin (15/9).

Terkait rilis itu, Lucky mempertanyakan, kapan waktu pasti Darjoto menyerahkan pengelolaan Arema kepada Rendra dan Iwan. "Apakah itu Selasa kemarin, ataukah itu pada 2009 lalu. Semua harus dijelaskan," kata dia.

Lucky kembali mengaskan bahwa salah bila Bentoel menyatakan sudah membeli Arema. "Ketika itu, Arema bentuknya yayasan. Menurut undang-undang, dalam yayasan tidak ada proses jual beli," kata dia. Adapun, yang terjadi kala itu hanyalah perubahan kepengurusan. "Prinsipnya, seperti itu," tegasnya.

Lucky mengatakan bahwa karut-marut yang terjadi saat ini disebabkan karena keputusan Darjoto yang meninggakan Arema. "Kalau pak Darjoto tidak meninggalkan Arema, ini tidak akan pernah terjadi. Kenapa dia tinggalkan Arema"  kata dia.

MALANG - Konflik dualisme kepemilikan Arema tidak pernah berujung. Bahkan, perseteruan antara dua kubu di Arema memasuki babak baru. Kubu Pembina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News