Babak Belur Dihajar Amerika, Iran Siapkan Anggaran Perlawanan Rp 546 Triliun
jpnn.com, TEHRAN - Pemerintah Iran mengklaim telah menyiapkan anggaran senilai USD 39 miliar (Rp 546,6 triliun) untuk menyelamatkan ekonomi Negeri Para Mullah tersebut. Presiden Hassan Rohuani menyebut dana tersebut sebagai anggaran perlawanan terhadap sanksi Amerika Serikat.
Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat pada Mei tahu lalu bertujuan menekan Iran agar menghentikan program nuklirnya. Salah satu sanksi tersebut adalah embargo sektor minyak yang selama ini jadi sumber pendapatan utama Iran.
"Anggaran ini akan memberi tahu kepada dunia bahwa meskipun ada sanksi, kami akan mengelola negara," ujar Rouhani kepada parlemen, seperti dimuat Al Jazeera.
Rouhani mengatakan, anggaran ini dirancang untuk membantu rakyat Iran mengatasi kesulitan ekonomi. Salah satu caranya dengan menaikkan upah sektor publik 15 persen.
Dia juga mengatakan bahwa anggaran itu disusun atas asumsi dasar bahwa pendapatan minyak Iran turun 40 persen.
"Ekspor kita, impor kita, transfer uang, devisa kita menghadapi banyak masalah. Kita semua tahu bahwa kita menghadapi masalah dalam mengekspor minyak. Namun pada saat yang sama, kita berusaha untuk mengurangi beban masyarakat," tegasnya.
Rouhani menambahkan, meskipun ada sanksi Amerika Serikat, pemerintahnya memperkirakan bahwa ekonomi non-minyak Iran akan positif tahun ini.
"Bertolak belakang dengan apa yang orang Amerika pikirkan, bahwa dengan tekanan sanksi, ekonomi negara kita akan menghadapi masalah, alhamdulillah kita telah memilih jalan yang benar dan kita bergerak maju," katanya. (ant/dil/jpnn)
Pemerintah Iran mengklaim telah menyiapkan anggaran senilai USD 39 miliar (Rp 546,6 triliun) untuk menyelamatkan ekonomi Negeri Para Mullah tersebut.
Redaktur & Reporter : Adil
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS