Babi dan Vandalisme Rusak Batas Negara
Sabtu, 13 Desember 2008 – 16:25 WIB
BANDUNG - Banyak masalah terkait batas negara. Antara lain menyangkut aspek deliniasi dan demarkasi akibat titik-titik dan garis batas antarnegara yang belum jelas. Penyebabnya antara lain belum tuntasnya perundingan akibat perbedaan persepsi masing-masing negara mengenai titik perbedaan dan penarikan garis batas. Penyebab lain karena banyak patok-patok atau tugu batas yang hilang, rusak atau bergeser posisinya. Eko Subowo menjelaskan, NKRI di wilayah darat berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste. Di laut berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
"Penyebabnya bermacam-macam. Bisa karena illegal logging, aksi corat-coret atau vandalisme, diambil pemulung, atau diseruduk babi," ujar Direktur Wilayah Perbatasan Depdagri Eko Subowo di lokakarya wartawan tentang wilayah negara di Bandung, Sabtu (13/12). Acara ini terkait dengan telah disahkannya Undang-Undang (UU) No.43 Tahun 2008 tentang wilayah negara pada 14 November 2008.
Baca Juga:
Untuk itu, kata Eko, sesuai pasal 14 UU Wilayah Negara pemerintah akan membentuk Badan Pengelola Nasional untuk mengelola batas wilayah negara. Badan Pengelola Nasional itu akan diketuai oleh Kepala BAdan yang bertanggungjawab kepada Presiden.
Baca Juga:
BANDUNG - Banyak masalah terkait batas negara. Antara lain menyangkut aspek deliniasi dan demarkasi akibat titik-titik dan garis batas antarnegara
BERITA TERKAIT
- Peserta PPDS Undip Dipanggil Polisi soal Perundungan Dokter Aulia
- Kunjungan Kerja Megawati ke Rusia dan Uzbekistan Perkuat Kedekatan Antarnegara
- Libur Panjang, Lebih dari 400 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabotabek
- Forum IMT-GT Dorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Hijau di Sumatera
- Kaltim Raih Juara Pertama Cabang Fahmil Quran Putra MTQN ke-30
- Pemanfaatan Drone dalam Sektor Pertambangan Semakin Dilirik