Baby Rivona, Pengidap HIV/AIDS yang Getol Berjuang Semangati Teman Senasib

Lega, Anak Tak Tertular meski Suami Positif

Baby Rivona, Pengidap HIV/AIDS yang Getol Berjuang Semangati Teman Senasib
PENGABDIAN: Baby Rivona, aktivis dari Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) saat ditemui di kantornya di Menara Topas, Jakarta Pusat. Foto: Thomas Kukuh/Jawa Pos
 

Kebiasaan buruk itu dia tularkan kepada adiknya yang paling bungsu. Adiknya sempat menjadi pecandu, bahkan sekarang juga sudah positif HIV. Saat ini, adik Baby itu juga menjadi aktivis HIV/AIDS di daerah.

 

Candu heroin juga membuat rumah tangganya berantakan. Dia sering kedapatan mengonsumsi heroin di depan anaknya. Akhirnya, dia menyerah. Dia tidak ingin putri kesayangannya itu terkena imbas negatif. "Saya bilang kepada suami, saya titip anak. Saya sedang tidak bisa mengontrol diri saya. Saya akan kembali menjemput dia kalau sudah baik," ungkapnya. Mereka akhirnya bercerai pada 1993.

 

Awal 2000, pemerintah sedang getol memberantas peredaran narkoba. Baby yang takut bukan kepalang pun kabur ke Medan. Di sana, dia mendaftar ke sebuah perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI). Saat itulah kali terakhir Baby membuang semua perkakas untuk mengonsumsi obat-obatan.

 

Selama tinggal di asrama PJTKI, Baby mengalami sakauw berat. Dia bahkan jumpalitan tidak keruan. "Saya tidur di pojok sini, tiba-tiba bangun di ujung yang lain. Rasanya mau lompat saja dari lantai tiga," katanya.

Masa lalu yang kelam membuat Baby Rivona terjangkit HIV/AIDS. Namun, itu tak membuat dirinya putus asa. Dia tetap menjalani hidupnya dengan semangat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News