Backpacker di Australia Dilempari Batu, Disuruh Pulang ke Negara Asal
"Kami sudah bekerja di sini selama beberapa bulan, tindakan seperti ini menurut saya adalah tindakan konyol."
Photo: Bagi backpacker asal Jerman Kristina Welters dan Milan Scheunemann, adalah impian terbesar mereka untuk bisa mengunjungi Australia. (Supplied: Milan Scheunemann)
'Backpacker' lainnya asal Jerman, Kristina Welters mengaku kejadian ini menjadi mimpi buruk bagi mereka yang awalnya ingin berkunjung ke Australia.
"Kami bekerja di Jerman untuk bisa ke sini, dan saya kira kami semua ingin mendapat kenangan yang baik, dan tidak mau hidup dengan tindakan rasis setiap hari," katanya.
Manajer hostel Bronnie Allen mengatakan para 'backpacker' juga dianggap sebagai 'ancaman' bagi warga setempat dalam hal pekerjaan.
Tindakan rasisme dikecam pemerintah
Menteri Urusan Industri Utama dan Pembangunan Regional Australia Selatan, Tim Whetstone dalam pernyataannya mengatakan "tindakan rasis terhadap para 'backpacker' dan siapa saja adalah hal yang tidak bisa diterima".
"Para backpacker merupakan bagian penting dari ekonomi lokal ... tindakan diskriminasi terhadap mereka tidak akan dibiarkan terjadi," katanya
Sementara itu Derry Geber, pemilik beberapa hostel di kawasan Barrossa Valley dan McLaren Vale, yang banyak memproduksi mimuman anggur di Australia Selatan mengatakan warga setempat memang merasa "takut" dengan kehadiran para backpacker.
Sejumlah backpacker di beberapa kawasan di Australia mulai kehilangan pekerjaan, bahkan sebagian 'diusir' oleh warga setempat
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia