Backpacker di Australia Dilempari Batu, Disuruh Pulang ke Negara Asal
Geber mengatakan rasa permusuhan terhadap warga asing meningkat sejak adanya kasus corona positif di Barossa Valley, yang berasal dari dua kelompok turis asal Amerika Serikat dan Swiss.
"Beberapa warga lokal menelpon polisi untuk mengecek apakah di hostel kami menerapkan social distancing."
"Polisi kemudian mengecek apakah aturan satu orang per empat meter persegi dipatuhi."
"Kemudian ada insiden dimana para backpacker datang membeli kopi ... dan pelayan perempuan membuat catatan di bukunya jika beberapa backpacker datang sekaligus dalam waktu bersamaan."
Photo: Para backpacker ini mendengar suara teriakan 'go home' di malam hari ketika mereka bersantai di balkon hostel.(ABC News: Anita Ward)
Alasan 'backpacker' tidak bisa pulang
Dengan perbatasan di banyak negara bagian yang masih ditutup, larangan perjalanan menjadi tidak penting.
Terbatasnya penerbangan internasional membuat banyak 'backpacker' terjebak di Australia.
Ada beberapa pemilik pertanian yang merasa pekerja asing memiliki kemungkinan lebih besar terkena virus corona.
Sejumlah backpacker di beberapa kawasan di Australia mulai kehilangan pekerjaan, bahkan sebagian 'diusir' oleh warga setempat
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia