Backpacker di Australia Dilempari Batu, Disuruh Pulang ke Negara Asal
Namun pemilik hostel Bronnie Allen di Loxton mengatakan hostelnya menerapkan aturan dengan ketat. Ia juga berpendapat kehadiran 'backpacker' sangat penting bagi industri pertanian Australia.
"Tanpa kehadiran para backpacker, para petani tidak akan bisa menyelesaikan pekerjaan mereka." katanya.
Kehilangan pekerjaan ditambah dengan harga tiket pesawat yang mahal membuat 'backpacker' seperti Darren Stewart tidak bisa kembali ke Skotlandia.
"Kami terjebak di sini, dan mendengar orang mengatakan go home terasa lebih menyakitkan karena kami tidak bisa melakukannya sekarang ini."
Kristina Welters pun berpendapat sama, menurutnya kembali ke Jerman sekarang adalah tindakan yang berisiko.
"Saya takut karena saya bisa membawa virus ini ke rumah. Saya tidak mau membuat keluarga saya tertular."
"Ini yang membuat saya kesal, orang-orang di sini mungkin tidak berpikir juga mengenai situasi yang kami hadapi."
Photo: Para backpacker mengatakan teman-teman mereka di sini adalah keluarga karena mereka tidak bisa kembali ke negara masing-masing saat ini. (ABC News: Anita Ward)
Sejumlah backpacker di beberapa kawasan di Australia mulai kehilangan pekerjaan, bahkan sebagian 'diusir' oleh warga setempat
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia