Badai dan Gelombang Tinggi, Nelayan Tradisional Lebak Sudah Sepekan Tak Melaut
jpnn.com - LEBAK - Sejumlah nelayan tradisional di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.
"Kami memastikan produksi tangkapan ikan menurun, karena adanya cuaca buruk itu," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun Kabupaten Lebak Wading, di Kabupaten Lebak, Rabu (13/3).
Para nelayan tradisional tidak melaut karena badai dan gelombang laut tinggi, serta awal puasa Ramadan.
Mereka lebih memilih tinggal di rumah dibandingkan melaut.
Selama ini, tinggi gelombang di perairan selatan Banten dan Samudra Hindia berkisar antara 2,5 meter sampai 4,0 meter. Selain itu juga tiupan angin cukup kencang disertai hujan dan petir.
Kondisi demikian membuat para nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil dengan mesin motor tempel itu tidak berani melaut guna menghindari kecelakaan laut.
"Semua nelayan yang tidak melaut itu sebagai anggota koperasi dan kini mereka usaha lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga," ungkap Wading.
Juneadi (55), seorang nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Panto Kabupaten Lebak, mengatakan bahwa dirinya bersama nelayan lainnya tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.
Sejumlah nelayan tradisional di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.
- BMKG Minta Warga Malut Waspada Angin Kencang dan Gelombang Tinggi
- Gelombang Tinggi Diprediksi Terjadi di Perairan Kalsel Hingga 21 Januari 2025, Waspadalah
- TNI AL Guspurla Koarmada I Evakuasi Korban Laka Laut di Timur Laut Karimun Besar
- BMKG Minta Masyarakat Waspada Gelombang Tinggi di Selatan Jateng 1-4 Januari 2025
- Gelombang Tinggi Diprediksi Terjadi di Laut Banten, BMKG Imbau Nelayan Waspada
- BMKG Ingatkan Masyarakat soal Gelombang Tinggi saat Libur Natal 2024