Badai dan Gelombang Tinggi, Nelayan Tradisional Lebak Sudah Sepekan Tak Melaut

Dia menyebut bahakan temannya saat melaut diterjang gelombang tinggi dan beruntung selamat.
"Kami melihat cuaca buruk juga awal puasa Ramadan sehingga memilih tinggal di rumah,"katanya menjelaskan.
Kepala Bidang Pengelolaan Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Rizal Ardiansyah mengatakan apabila nelayan melaut agar menggunakan alat keselamatan di antaranya pakaian pelampung.
Saat ini, jumlah nelayan 3.600 orang di pesisir selatan Kabupaten Lebak mulai Pantai Binuangeun, Karangmalang, Bagedur, Cihara, Suka Hujan, Pasput, Cibobos, Panggarangan, Bayah, Karangtaraje, Pulomanuk dan Sawarna yang melaut sekitar 10 persen karena gelombang tinggi hingga 4,0 meter itu.
"Kami telah menyampaikan surat peringatan dini kewaspadaan gelombang tinggi ke seluruh Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan Pangkalan Pelabuhan Ikan ( PPI) agar tidak menimbulkan kecelakaan laut," katanya.
Berdasarkan informasi Kapal nelayan KM Mugi Jaya dari PPI Binuangeun Kabupaten Lebak hilang kontak dengan keluarganya sejak melaut Jumat (8/3) hingga Rabu (13/3) .
Nelayan KM Mugi Jaya dengan empat orang itu antara lain Arba, Acil, Anggi dan Masita.
Biasanya, jika mereka melaut berangkat Jumat (8/3) dan pulang Sabtu (9/3) sore. (antara/jpnn)
Sejumlah nelayan tradisional di pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir tidak melaut karena badai dan gelombang tinggi.
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi
- Mobil Tertabrak Kereta Api di Lebak, Lihat Kondisinya
- Gelombang Tinggi Berpotensi Terjadi, BMKG Imbau Nelayan di DIY Tunda Melaut
- Nelayan & Masyarakat di Bali Diminta Waspada Gelombang Setinggi 3 Meter
- Gelombang 4 Meter Berpotensi Terjadi di Perairan Barat Kepulauan Nias, Waspada
- Lomba Cipta Lagu Gospel Indonesia Digelar, Badai hingga Franky Sihombing Jadi Juri
- Nelayan Hilang Setelah Terjatuh dari Perahu di Perairan Buton Selatan, Tim SAR Bergerak