Badai Debu dan Gangguan Listrik di Kota Canberra
Angin kencang yang bertiup di Kota Canberra, ACT telah menyebabkan lebih dari 1.000 rumah di ibukota Australia itu tidak mendapatkan aliran listirk dan kabut berdebu menyapu kota tersebut.
Hembusan angin berkekuatan hingga 82 kilometer per jam tercatat di Kota Canberra, dan menyebabkan sejumlah kabel listrik roboh dan pohon-pohon bertumbangan.
Salah satu perusahaan pemasok listrik, EvoEnergy mengatakan sebanyak 1.100 rumah terputus aliran listriknya dan tercatat sebanyak 18 daerah di pinggiran wilayah Canberra mengalami pemadaman listrik.
Badan Layanan Kedaruratan (ESA) di ACT mengatakan mereka telah menerima puluhan telepon dari warga yang meminta bantuan sepanjang hari Minggu (18/3//2018) ini, sebagian besar karena pohon-pohon yang terhempas ditiup angin.
Meskipun telah diberlakukan larangan menyalakan api sama sekali pada hari Minggu (18/03/2018), layanan kedaruratan ACT berusaha mengurangi ketakutan sejumlah warga dengan mengatakan debu-debu itu kemungkinan berasal dari asap dari sebuah kebakaran.
Photo: Kabut asap dipicu oelh angin yang mencapai 70kph.(ABC News: Matt Roberts)
"Sementara warga Canberra mungkin khawatir dengan debu, saat ini otoritas kesehatan ACT melaporkan bahwa partikel debu berada tinggi di atmosfer dan bahwa kualitas udara di permukaan tanah masih bagus," katanya.
"Warga yang memiliki penyakit gangguan pernafasan yang khawatir dengan debu-debu itu dapat mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari aktivitas berat dan tetap berada di dalam rumah dengan pintu dan jendela tertutup."
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat