Badai Tapering Mulai Terdeteksi, Rupiah Hari Ini Morat-marit
"Ini artinya The Fed membuka kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjut Ariston, dari dalam negeri, situasi pandemi yang membaik bisa membantu menahan pelemahan rupiah.
Jumlah kasus harian COVID-19 Indonesia pada Rabu (22/9) bertambah 2.720 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,2 juta kasus.
Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 mencapai 149 kasus sehingga totalnya mencapai 140.954 kasus.
Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 5.356 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 4,01 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 49.662 kasus.
Jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 82,11 juta orang dan vaksin dosis kedua 46,5 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp 14.280 per USD dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.230 per USD.
Pada Rabu (22/9) lalu, rupiah melemah 5 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp 14.243 per USD dibandingkan sebelumnya Rp 14.238 per USD. (antara/jpnn)
Hasil rapat The Fed semalam membuat sejumlah gejolak di berbagai belahan dunia, salah satunya berdampak pada kurs rupiah hari ini, Kamis (23/9).
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Rupiah Anjlok Lagi, Per USD Tembus Rp 16.313
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin