Badan Pangan Singapura Menilai Produk Unggas Indonesia Layak Ekspor

Nasrullah meyakini kerja sama perdagangan ini akan membuka peluang yang positif bagi Indonesia untuk dapat meluaskan pasar ke negara Asia lainnya.
Sebagai informasi, proses pembukaan akses pasar produk unggas dari Indonesia ke Singapura sudah dimulai sejak 2018 dan sudah mampu menembus ekspor produk telur asin ke pasar Singapura.
Namun khusus untuk unggas dan produk turunannya lainnya masih belum terdaftar sebagai negara yang dapat mengekspor ke Singapura.
Karena itu, Country Level Audit ini merupakan satu langkah maju untuk meluaskan pasar produk unggas Indonesia ke Singapura.
Saat ini, komoditi unggas Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan rencana produksi 2022 mencapai 3.884.799 ton untuk daging ayam dan 5.925.386 ton untuk telur.
Menurut Nasrullah, kondisi surplus ini menjadi modal bagi Indonesia untuk mempromosikan produknya ke luar negeri, terutama dengan jaminan Kesehatan hewan dan jaminan pangan sesuai standar internasional.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia dan Singapura telah mencapai kesepakatan dalam upaya pemenuhan terhadap semua persyaratan kesehatan hewan (veterinary condition) yang nantinya akan dituangkan dalam Sertifikat Veteriner sebagai persyaratan ekspor ke Singapura.
Hal tersebut untuk memastikan jaminan kesehatan hewan dan keamanan pangan pada setiap produk yang akan diekspor.
Kementan berharap produk unggas Indonesia dapat masuk ke pasar Singapura dalam waktu dekat
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Penerbitan Standar Pelayanan Produk PSAT
- Wamen Viva Yoga Dorong Kawasan Transmigrasi Berkontribusi dalam Swasembada Pangan
- Mentan: Pengamat Rugikan Negara Rp5 Miliar Bukan Sosok Asing, Guru Besar
- Bea Cukai Dorong Potensi Daerah ke Pasar Global dengan Gencar Sosialisasi Ekspor