Badeshi: Bahasa Punah yang Penuturnya Hanya Tiga Pria
jpnn.com, PAKISTAN - ’’Theen haal khale thi?’’ kata Rahim Gul dalam wawancara dengan BBC di kediamannya beberapa waktu lalu. Kalimat itu berarti apa kabar.
Penduduk Desa Bishigram, Distrik Swat, Provinsi Khyber Pakthunkwa, Pakistan, tersebut merupakan satu di antara tiga penutur bahasa Badeshi yang masih hidup.
Di tempat asalnya, kawasan barat laut Khyber Pakhtunkhawa, bahasa itu nyaris tak pernah terdengar lagi.
Jika terdengar percakapan dalam bahasa Badeshi, bisa dipastikan Rahim Gul atau salah satu di antara dua temannya sedang berbincang. Sebab, selain mereka bertiga, tidak ada lagi yang bisa berkomunikasi dengan bahasa tersebut.
Karena itu, Rahim Gul dan Said Gul selalu menyempatkan berbincang dalam bahasa Badeshi. Bukan perkara sulit karena mereka adalah sepupu dan tinggal berdekatan.
Selain Rahim dan Said, ada seorang pria lagi yang fasih bertutur dalam bahasa Badeshi. Dia adalah Ali Sher.
’’Satu generasi lalu, Badeshi masih menjadi satu-satunya bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi di sini,’’ kata Rahim sebagaimana dilansir BBC kemarin (26/2).
Namun, dalam catatan Ethnologue disebutkan bahwa bahasa Badeshi sudah tidak digunakan dalam percakapan sehari-hari selama tiga generasi.
Jika ada percakapan dalam bahasa Badeshi, bisa dipastikan Rahim Gul atau satu di antara dua temannya sedang ngobrol. Sebab, selain mereka bertiga tak ada lagi
- Dunia Hari Ini: Mantan PM Pakistan Imran Khan Dituduh Mencoba Bunuh Polisi
- Bea Cukai Jambi Lepas Ekspor Split Betel Nut dan Pinang ke India dan Pakistan
- WNA Pakistan Ditangkap Petugas Imigrasi Jember
- Rayakan Idulfitri di Pakistan, Dewi Perssik Bagikan Pengalamannya
- Dewi Perssik Ungkap Alasan Rayakan Idulfitri di Pakistan
- Lorong Gelap