Bagaimana Hukum Islam Soal Fenomena Jual Beli Uang Jelang Lebaran?

jpnn.com, MALANG - Fenomena jasa penukaran uang dengan mengurangi nominalnya termasuk kategori riba.
Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batu, Jawa Timur, Achmad Faiz yang menaggapi maraknya jasa penukaran uang menjelang Lebaran.
Kepada Radar Malang (Jawa Pos Group), Achmad mengatakan bahwa dengan tegas Islam melarang jual beli uang karena masuk kategori riba.
“Menjual uang dengan uang itu biasanya ada lebihnya (keuntungan), dan dalam Islam sendiri itu riba,” jelasnya, saat Radar Malang Online temui di ruang kerjanya.
Hal senada juga disampaikan Ketua 3 MUI Kota Batu Ali Rohim. “Boleh menukar uang baru, satu juta ditukar dengan satu juta. Tidak boleh lebih,” tegasnya.
Ia juga mengatakan bila penukaran uang baru seperti yang ada dijalan-jalan itu tidak boleh. Sebab riba karena ada unsur lebihnya.
Ali mencontohkan, riba tidak hanya sebatas dalam penukaran uang. Memberikan hutang kepada orang lain kemudian meminta si penghutang mengembalikan lebih itu juga riba.
Riba sendiri yaitu menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian.
Fenomena jasa penukaran uang dengan mengurangi nominalnya termasuk kategori riba.
- Prediksi BI, Ritel Tumbuh 8,3% saat Ramadan & Idulfitri
- Pengguna MyPertamina Meningkat Pada Periode Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
- Cerita Bahagia Artis Ira Siedhranata Pulang ke Tanah Kelahiran, Tebar Kebaikan di Ramadan
- Pemprov DKI Sebut Omzet Pedagang UMKM Naik Saat Ramadan, Turun Ketika Lebaran
- Pemudik Diimbau Pulang Lebih Awal Hindari Puncak Arus Balik, Manfaatkan Diskon Tol
- Lonjakan Kendaraan di GT Kalikangkung Saat Arus Balik Lebaran Capai 158 Persen