Bagaimana Kita Tahu Benar-benar Sembuh dari COVID dan Tak Akan Menulari Orang Lain?

Bagaimana Kita Tahu Benar-benar Sembuh dari COVID dan Tak Akan Menulari Orang Lain?
Pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 masih mengalami gejala lanjutan, atau long COVID. (Antara: FB Anggoro)

"Jadi hasil positif menunjukkan materi genetik yang ada, tapi enggak bisa membedakan materi genetiknya, apakah berasal dari virus yang masih utuh dan aktif, atau virusnya sudah rusak."

Sejak Mei 2020, persyaratan dua tes PCR sudah tidak lagi dibutuhkan untuk yang bergejala ringan, karena terbatasnya peralatan laboratorium dan petugas di daerah penularan tinggi.

Dokter Ning mengatakan persyaratan tes PCR dapat diberlakukan bila negara memang punya kapasitas untuk melakukannya.

"Negara maju yang tes PCR nya masih banyak, boleh melakukan evaluasi PCR untuk menentukan seseorang boleh keluar [dari isolasi] atau belum," katanya.

"Di Indonesia kita mengadopsi [aturan] Kemenkes, tidak perlu pakai PCR tapi harus ada penilaian dokter, makanya harus ada surat."

Kok masih lemas setelah sembuh?

Menurut dr Ning, ini tidak hanya terjadi ketika terkena COVID-19.

"Pemulihan [dari] penyakit apa saja pasti kan butuh waktu," katanya.

Misalnya, setelah sakit tifus atau demam berdarah, badan seseorang baru bisa kembali fit setelah dua atau tiga minggu kemudian.

Pertanyaannya, bagaimana cara kita tahu jika benar-benar sudah sembuh dan tidak akan menularkan orang lain?

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News