Bagaimana Masa Depan Industri Penerbangan Dunia Tanpa A380?

Pabrik pesawat terbang utamakan efisiensi

Laporan lebih lanjut mencatat bahwa pembeli utama A380, yakni perusahaan maskapai Emirates, secara signifikan mengurangi pesanannya setelah Airbus tidak bisa mendapatkan mesin jet yang lebih efisien dari Rolls Royce.
Airbus terkejut karena Emirates lebih memilih Boeing 787 Dreamliner, pesawat yang lebih kecil tapi mampu melakukan perjalanan lebih jauh dengan bahan bakar yang lebih efisien.
"Apa yang terjadi sejak A380 adalah munculnya pesawat-pesawat yang sangat efisien, sehingga Airbus tidak dapat lagi bersaing," kata Professor Falzon.
External Link: Tweet: Turbofan comparison
Untuk industri mobil, konsumen bisa memilih mulai dari mobil hybrid, listrik, atau yang bertenaga hidrogen. Tapi prospek pesawat terbang komersil listrik dan hibrid masih jauh.
"Jika Anda melihat apa yang terjadi sejak tahun 1950 hingga sekarang, meski bisa dikatakan secara konseptual mesinnya terlihat sama, telah ada kemajuan luar biasa dalam teknologi jet," kata Profesor Falzon.
Ia juga menambahkan pabrikan mesin, seperti Rolls Royce atau Pratt and Whitney sedang membuat generasi terbaru dari pesawat pembangkit listrik, yang kemungkinan akan memperkenalkan jenis mesin "hibridisasi" dalam waktu dekat.
- Daya Beli Melemah, Jumlah Pemudik Menurun
- Dunia Hari Ini: Mobil Tesla Jadi Target Pengerusakan di Mana-Mana
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo