Bagaimana Mau Kerja, Kerja dan Kerja? Menterinya Belum Ada
jpnn.com - JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron melancarkan sindiran terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang tak kunjung mengumumkan kabinetnya. Apalagi, Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan pertamanya mengajak jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga negara untuk segera bekerja, bekerja dan bekerja.
Dikatakan Herman, apa yang disampaikan Presiden Jokowi tidak akan bisa terlaksana selama kabinetnya belum terbentuk. Begitu juga dengan DPR yang belum punya mitra kerja di legislatif.
"Kalau pidato Jokowi kerja, kerja, kerja, tidak akan kerja kalau belum ada menterinya. Jokowi tidak perlu lagi tunda-tunda pengumuman menteri," kata Herman Khaeron di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (21/10).
Karena itu, Anggota Komisi IV DPR ini berharap Presiden Jokowi tidak menunda lagi pengumuman nomenklatur kabinet dan orang-orang yang akan mengisi pos-pos yang sudah disiapkan. Dengan begitu masyarakat juga bisa menilai figur-figur menteri Jokowi.
"Sebaiknya diumumkan dulu ke publik. Sehingga uji publik berlangsung terbuka. Komentar rakyat lebih penting daripada hasrat orang-orang tertentu. Lebih cepat lebih baik diumumkan," sarannya.
Ditambahkan Herman, Presiden bisa bekerja jika ada menteri-menterinya. Sebab, pemerintahan berjalan bukan saja oleh eksekutif, tapi juga legislatif. "Presiden bisa lakukan kerjanya karena ada menteri. Begitu menteri diumumkan kita bisa langsung rapat dengan pemerintah," tandasnya. (fat/jpnn)
JAKARTA - Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron melancarkan sindiran terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang tak kunjung mengumumkan kabinetnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan