Bagaimana Red Bull, McLaren, Haas dan Manor?
jpnn.com - Red Bull Kurang Greng
RED Bull, dengan mesin Renault yang dilabeli Tag Heuer, seharusnya bisa bersaing di tiga besar. Modalnya adalah sasis RB12 karya Adrian Newey, yang mungkin bakal jadi sasis terbaik 2016.
Sayangnya, F1 era sekarang sangat bergantung pada mesin. Tanda-tandanya mesin Renault belum bisa mengejar Mercedes dan Ferrari. Red Bull sendiri sudah bilang, di awal musim mereka masih bisa tertinggal di belakang Toro Rosso (yang memakai mesin Ferrari 2015).
McLaren Diam Menghanyutkan?
Setelah musim neraka 2015, penggemar tidak punya ekspektasi tinggi dari McLaren-Honda. Dua pembalap juara dunia, Fernando Alonso dan Jenson Button, masih belum tentu punya senjata kuat untuk menyodok ke depan.
Hasil uji coba menunjukkan progres baik, tapi tidak spektakuler. Tim juga tidak banyak bersesumbar. Siapa tahu, dengan strategi tidak banyak komentar, tim ini bisa menjadi kekuatan mengejutkan. Mungkin di pertengahan musim.
Peluang Haas dan Manor
Haas memilih jalur ekspres tahun ini. Memakai mesin, girboks, dan piranti elektronik Ferrari (termasuk setirnya). Tim Amerika itu seharusnya bisa langsung kompetitif sejak awal, dan Romain Grosjean sudah menarget poin sejak awal musim (minimal secepatnya).
- Gagal di Malaysia dan India, Gregoria Mariska Buka Harapan di Indonesia Masters 2025
- Persija Vs Persita: Macan Kemayoran Incar Kemenangan ke-101
- Persib Petik Pelajaran Seusai Telan Kekalahan Perdana, Bojan Hodak: Bebas dari Tekanan
- Gresini Racing Pamerkan Livery untuk MotoGP 2025, Ada Nuansa Baru
- Australian Open 2025: Sabalenka jadi Wanita Pertama Tembus 8 Besar
- PEC Zwolle vs PSV: Laga Bersejarah Nan Spesial Eliano Reijnders