Bagasi Berbayar Kurangi Intensitas Perjalanan Wisata
jpnn.com, JAKARTA - Industri pariwisata nusantara dinilai belum tergarap maksimal jika dibandingkan dengan wisata berbasis outbound dan inbound.
Padahal, potensi pariwisata domestik sangat besar dan peluangnya terbuka lebar.
Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Jatim Arifudinsyah mencontohkan, wisata religi, khususnya ziarah ke Wali Sanga, setiap tahun bisa menyedot hingga jutaan wisatawan.
Selain itu, Indonesia yang memiliki sepuluh Bali Baru menjadi potensi menggaet wisatawan Nusantara.
“Namun, setelah kenaikan tiket pesawat, agak tersendat. Bagasi berbayar juga berpengaruh sehingga mengurangi intensitas perjalanan wisata. Sebab, itu menambah biaya ketika bepergian,’’ kata Arifudinsyah, Kamis (28/2).
Dia mengakui, dunia pariwisata tidak bisa dipisahkan dari transportasi. Karena itu, ketika ada kenaikan harga tiket untuk rute domestik, dampaknya cukup terasa.
”Akan tetapi, wisata inbound masih menguntungkan. Sebab, pesawat dari luar negeri ke dalam negeri lebih murah. Juga untuk outbound dari dalam negeri ke luar negeri, masih murah,” imbuh Arifudinsyah.
Khusus inbound, potensi untuk mendatangkan wisatawan luar negeri kian besar. Namun, memang tidak bisa terus-menerus menjadi andalan.
Industri pariwisata nusantara dinilai belum tergarap maksimal jika dibandingkan dengan wisata berbasis outbound dan inbound.
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket
- AirAsia Tawarkan Tiket Pesawat Ke Tiongkok dengan Harga Terjangkau
- Bootcamp IndoBisa 2024 jadi Sarana Mempersiapkan Startup Bertemu Investor
- Mengurai Penyebab Tingginya Harga Tiket Pesawat di Indonesia
- AirAsia Fly Thru Bangkok Tawarkan Liburan Praktis dan Hemat ke Luar Negeri
- Wings Air Buka Rute Mamuju-Balikpapan, Sebegini Harga Tiketnya