Bagi Ketum PBNU Gus Yahya, Santri yang Tewas Dianiaya di Ponpes Gontor Merupakan Kecelakaan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menanggapi tewasnya Albar Mahdi, santri kelas lima di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Menurutnya, kasus ini merupakan kecelakaan dalam pengawasan belasan ribu santri di Pesantren Gontor.
"Bisa dibayangkan seperti Pesantren Gontor yang santrinya sampai belasan ribu, di mana mengelola, mengawasi sekian banyak santri tentu bukan hal yang mudah. Hal-hal seperti ini, yang dalam perspektif ini, tentu bisa dikatakan seperti semacam kecelakaan," kata Gus Yahya di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (7/9).
Dia juga meyakini pesantren sudah berusaha membuat skema manajemen yang sebaik-baiknya. Namun, dengan jumlah orang yang banyak, tentu ada saja kemungkinan santri meninggal.
Pada kesempatan itu, eks juru bicara Presiden Keempat RI Gus Dur itu mengaku ikut prihatin dan mendukung Pesantren Gontor sepenuhnya untuk mengatasi masalah tersebut dengan baik.
"Atas nama PBNU, kami menyampaikan belasungkawa. Di sisi lain kami menyerukan kepada pesantren-pesantren khususnya di lingkungan NU untuk lebih memperhatikan lagi masalah sistem pengawasan santri," jelas Gus Yahya.
Sebelumnya, santri Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Gontor Ponorogo bernama Albar Mahdi/AM (17) tewas dianiaya.
Pihak Ponpes Gontor Ponorogo mengakui adanya penganiayaan oleh sesama santri yang mengakibatkan remaja asal Palembang itu meninggal dunia.
Ketua Umum PBNU, Kiai Yahya Cholil Staquf buka suara soal kematian santri di Pesantren Gontor, simak kalimatnya
- Bersilaturahmi dengan Kiai Said Aqil, Ridwan Kamil Minta Didoakan, Alhamdulillah
- Innalillahi, 4 Santri Meninggal Tertimbun Tanggul Kolam Roboh di Sukabumi
- Pimpinan BAZNAS Ajak Umat Muslim Perkuat Dukungan kepada Palestina
- Institute for Humanitarian Islam Berikhtiar Menebar Nilai Kemanusiaan di Dunia
- Gus Salam: Pra-MLB NU Digelar di Surabaya
- Temui Gus Yahya, Mendikdasmen Prof Mu'ti Berharap Terus Jalin Kerja Sama dengan NU